Pembacaan Alkitab Tgl 21 Februari 2019

Yesaya 56,57,58

– Nats hari ini mengajarkan bahwa seseorang bisa menjadi umat Allah, mendapat tempat dalam persekutuan dengan Allah; Syaratnya bukan karena garis keturunan, melainkan dia yang mau taat melakukan kehendak (hukum) Allah & menegakkan keadilan (56:1). Salah satu contohnya adalah memelihara hari Sabat (2,4,6).

– Sebaliknya, mereka yang merasa diri umat Allah karena keturunan Israel bisa ditolak Allah, apabila mereka tidak melakukan kehendak Allah. Peringatan ini terutama ditujukan bagi para pemimpin umat yang berlaku jahat(9-12). Mereka dikecam keras karena sebagai orang yang dipercaya Allah untuk memimpin umatNya, mereka justru mencari kesenangan & keuntungan sendiri. Sehingga, mereka tidak pantas disebut umat Allah.

– Banyak orang merasa diri Kristen karena pada KTP-nya ia beragama Kristen. Ada juga orang yang merasa Kristen karena lahir dalam keluarga Kristen. Namun, dalam kehidupan, Kekristenannya tidak nampak.

– Tanda-tanda lahiriah kekristenan bukanlah bukti seseorang Kristen. Kristen sejati adalah mereka yang hidupnya telah diubah Tuhan Yesus. Bukti Kristen sejati adalah ketaatan kepada kehendak Allah melalui hidup kudus, adil & penuh kasih.

– Salah satu penyebab kehancuran sebuah bangsa adalah sikap para pemimpinnya yang tidak takut akan Tuhan, mereka berlaku jahat, tidak adil & menindas rakyat (57:1-14).

– Kita harus mendoakan para pemimpin kita, siapapun mereka, agar mereka takut akan Tuhan dan menjalankan kepemimpinan mereka untuk kesejahteraan umat yang dipimpin. Kita sendiri harus menjaga diri supaya jangan mencontoh para pemimpin munafik yang tidak takut akan Tuhan. Tuhan itu adil! Dia sendiri yang akan membalas setiap orang berdasarkan perbuatan masing-masing, & membalas mereka yang jahat dengan hukuman yang setimpal, tetapi Dia akan menyelamatkan umat-Nya yang saleh dengan anugerah yang melimpah.

– Alkitab mencatat apa yang Tuhan kehendaki ketika umatNya berpuasa: yaitu menegakkan kebenaran, berbelas kasih kepada sesama (58:6-7), tidak melakukan yang memberatkan sesama, apalagi mencelakakan (9), menahan diri tidak menikmati apa yang diinginkan diri sendiri, tetapi memberikannya untuk memenuhi kebutuhan orang yang tak berdaya (10).

– Betapa TUHAN TIDAK BERKENAN ketika umatNya menjalankan puasa hanya sebagai ritual belaka, dan menuntut Tuhan menjawab doa karena mereka merasa sudah melakukan kewajiban yang diminta (1-3). Kelihatannya saja mereka mencari dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi sehari-harinya, mereka tidak takut akan Tuhan & melakukan apa yang jahat, seolah-olah Tuhan tidak ada (4-5).

– Betapa baiknya jika kita mengambil waktu untuk berdoa puasa dan menjalankannya seperti yang Tuhan kehendaki. Tuhan berjanji menyertai, bahkan memuaskan kebutuhan kita, ketika dalam puasa kita merelakan bagian kita untuk memenuhi kebutuhan org lain (11), kita ditolong makin bertumbuh mengasihi dan makin mengandalkan-Nya; sesama pun dibawa makin mengenal-Nya melalui kasih kita kepada mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *