2 Samuel 6-7 💖
– Dengan dijadikannya Yerusalem sebagai pusat pemerintahan, membuat Daud ingin menempatkan tabut Allah di kota itu sebagai lambang kehadiran-Nya (6:1-3). Namun sayangnya, pemindahan tabut dilakukan tidak sesuai dengan aturan Tuhan. Beberapa pelanggaran terjadi.
– Pelanggaran terhadap kekudusan Allah dan pelecehan terhadap hadirat Allah dipandang sebagai kejahatan serius oleh Allah. Kurang pekanya kita terhadap hadirat Allah dan kekudusan-Nya membuat kita kurang memiliki rasa hormat kepada Allah ketika memasuki hadirat-Nya.
– Kisah dalam pasal ini memberikan peringatan keras bagi kita, bahwa hadirat Allah dan kekudusan-Nya tidak bisa kita pandang remeh. Dia Allah dan berada di hadirat-Nya mengharuskan kita utk memiliki sikap hormat.
– Kekudusan Tuhan bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar, melainkan suatu harga mati, yang harus kita junjung tinggi.
– Daud sudah sukses dan sudah meraih kemenangan demi kemenangan. Ia juga telah memiliki istana yang megah. Namun ia masih ingin melakukan hal yang lebih besar lagi yaitu membangun bait, tempat Allah berdiam. Tetapi Allah ternyata menolak ide Daud.
– Reaksi Daud menghadapi penolakan Allah sungguh patut kita teladani. Ia tidak mengeluh, juga tidak bersungut-sungut. Ia malah berdoa. Di dalam doanya, Daud bersyukur atas apa yang telah dialami (18-21) dan memuji Allah atas karya-Nya yang begitu besar bagi umat-Nya (22-24).
– Daud menyebut dirinya sebagai hamba Allah. Kesadaran Daud akan dirinya, dari bukan siapa-siapa, dari gembala domba di padang belantara, telah dijadikan Allah sebagai raja Israel. Itu sama sekali bukan karena kemampuannya melainkan karena anugerah Allah semata.
– Kesadaran ini menunjukkan bahwa Daud menerima dengan baik penolakan Allah terhadap idenya. Ini sekaligus merupakan pengakuan Daud bahwa otoritas tertinggi datangnya dari Allah.
– Jadi apa pun yang kita lakukan bagi Allah, lakukanlah dengan penuh kerendahan hati dan sukarela; lakukanlah bukan dengan kemampuan diri sendiri melainkan dengan kekuatan yg dari Allah. Allah sajalah yang akan melakukan hal-hal besar melalui kita.
– Ingatlah, betapapun besarnya rencana kita bagi Allah, rencana Allah tetaplah yang terbesar. Karena itu, selidikilah rancangan-Nya dengan saksama dan tunduklah.