– Yesaya menubuatkan tentang akan tiba saat yang penuh kedamaian, dihadirkan oleh seorang raja yang berasal dari tunas Isai, ayah Daud. Raja ini akan dikuasai oleh Roh Tuhan. Pemerintahannya akan berlangsung dengan benar dan adil (11:1-5).
– Kedamaian yang dibawa raja itu merujuk pada keadaan tanpa permusuhan. Pada waktu itu seluruh ciptaan Tuhan akan hidup berdampingan dengan baik (6-8). Di sini terlihat adanya proses pertumbuhan yang ditandai dengan perjuangan menghadirkan hikmat, nasihat, pengertian, keperkasaan, dan pengenalan serta rasa takut akan Tuhan.
– Dalam sejarah manusia, kekristenan telah mengimani Yesus sebagai tunas dari Isai yang akan membawa kedamaian. Sekalipun Yesus sudah datang, adakah kedamaian di bumi? Kenyataannya adalah konflik & kekerasan masih saja terjadi. Persoalannya terletak pada kurangnya kesadaran orang percaya untuk berjuang mewujudkan kedamaian Allah dalam dunia yang tercemar oleh dosa. Banyak orang percaya terlalu sibuk dengan diri sendiri dan melupakan kewajibannya sebagai agen perdamaian. Di manakah kita saat dunia membutuhkan kita?
– Yesaya 12 merupakan kidung pujian kepada Allah atas kesetiaan-Nya dalam memenuhi segala janjiNya, terutama janji keselamatan. Kita belajar bahwa Allah menginginkan umat-Nya, yang sedang tinggal di padang gurun baik secara fisik maupun spiritual, untuk menemukan “mata air keselamatan” dari-Nya.
– Yesaya menyamakan keselamatan dari Allah dengan mata air yang memancarkan air yang paling menyegarkan, mereka yang mendapatkannya akan menerima kesegaran berupa anugerah, kekuatan, dan sukacita Allah. Semua itu akan menyegarkan & menguatkan hati mereka dan mendorong mereka untuk memuji dan mengucap syukur kepada Allah (12:1-6).
– Allah rindu setiap dari kita, melalui pengakuan dosa dan pertobatan, menemukan kesegaran & sukacita yang terdapat dalam mata air keselamatan-Nya yang kekal & yang tidak akan pernah kering.
– Ketika berpaling dari Allah, bangsa Yehuda dihukum Tuhan & harus mengalami masa pembuangan, ditaklukkan oleh bangsa-bangsa asing & diserakkan penduduknya.
– Namun, Nabi Yesaya berkata bahwa sekelompok sisa dari umat Tuhan pada akhirnya akan kembali ke tanah kelahiran mereka sebagai tanda bahwa Allah menyertai mereka. Setelah kemarahan Allah reda, IA berjanji akan mengumpulkan kaum sisa Israel dari 4 penjuru dunia. Dengan kekuatan Tuhan, mereka akan dipersatukan dan dibuat berjaya kembali (16). Dengan penyertaan Tuhan, mereka akan dipulihkan menjadi bangsa yang besar dan kuat.
– Penyatuan kembali dan upaya mengembalikan umat Allah ke tanah Israel bukanlah hal mudah. Umumnya orang membuang barang sisa karena dianggap sudah tidak berharga lagi. Di tangan Tuhan, sisa buangan itu diolah kembali menjadi benda yang bernilai tinggi.
– Allah berkenan mengumpulkan kita, orang-orang yang selayaknya dibuang, untuk dibentuk menjadi berharga kembali dan dipakai untuk kemuliaan-Nya. Relakan diri & jadilah orang yang berkenan bagi Allah untuk dibentuk & dipakai sebagai alat kemuliaanNya.