– Melalui Nabi Yesaya, Tuhan hendak mengingatkan kembali umatNya yang sedang menderita, terpuruk, dan kehilangan harapan di tanah pembuangan, bahwa “Tuhan adalah Allah yang kekal, yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah menjadi lelah & lesu, dan yang berkenan memberikan kekuatan kembali kepada yang lelah serta menambah semangat kepada yang tidak berdaya (40:28,29).
– Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru(31). Bagi mereka yang masih mau memercayai Tuhan & sabar menantikanNya, meskipun harus berlari dan berjalan dalam belantara kehidupan yang berat dan penuh gejolak, mereka tidak akan menjadi lesu dan lelah. Mereka akan tetap bertahan & terus maju. Itulah janji Allah kepada umatNya, yang pasti akan IA penuhi, asalkan umat-Nya itu masih setia dan tetap mau menantikan & mengharapkan pertolongan-Nya.
– Dalam hal ini, kita perlu benar-benar menyadari bahwa kunci keselamatan terletak pada kesetiaan & pengharapan yang hanya digantungkan kepada Tuhan saja! Dengan kata lain, kunci keselamatan kita terletak dalam iman kepada Tuhan yang tak tergoyahkan, meski menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan.
– Allah menjanjikan bahwa IA akan menuntun, menyertai, dan memberi kita kekuatan dalam menjalani kehidupan yang penuh permasalahan yang rumit. Umat tidak perlu takut & dapat bergantung kepada Allah dengan tenang.
– Tuhan sendiri yang akan memegang tangan umatNya & menolong mereka. Tuhan akan menjawab & tidak akan meninggalkan mereka. IA akn memelihara hidup mereka. (41:11-20). Tidak ada situasi apa pun dimana Allah yang Mahakuasa tidak dapat menolong kita. Dengan demikian kita tidak perlu takut kepada musuh, marah pada kelemahan diri sendiri, maupun keadaan yang begitu menyulitkan, karena ada Allah yang akan menolong, memberi kekuatan, menyertai & menuntun tangan kita.
– Yesaya 42 berisi teguran Tuhan kepada umatNya. Nabi Yesaya menyebut mereka sebagai hamba Tuhan yang buta & tuli. Bermata, tetapi tidak melihat. Bertelinga, tetapi tidak mendengar.
– Mendengar adalah sungguh-sungguh menyimak dan memahami. Begitu juga terhadap perintah Tuhan (42:23). Bila sungguh-sungguh mendengarkan, kita akan tahu maksud Tuhan; baik dalam peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu, maupun peristiwa yang sekarang. Dan menjadikan itu sebagai modal untuk mengantisipasi apa yang akan datang.
– Dunia ini begitu bising dengan suara, teori, pendapat, serta gagasan orang tentang banyak hal. Mungkin itu sebabnya kita sedikit mendengarkan suara Tuhan. Sediakan waktu untuk berdiam diri, mendengarkan dan melihat realitas hidup. Lalu bersiaplah untuk mendengarkan dengan telinga yang peka menangkap suara dan kehendakNya. Telinga yang sungguh-sungguh mendengar & mata yang melihat dengan jelas akan memimpin langkah kita ke arah yang benar.
– Anugerah, penghiburan & pemulihan dari Tuhan terlihat nyata bagi umat di tengah-tengah ketidaklayakan mereka dan hal itu tentu membahagiakan mereka yang tengah berada di negeri pembuangan. Karena itu Tuhan juga ingin umat bertindak aktif setelah mereka menerima keselamatan, IA menunjuk mereka untuk menjadi saksiNya bagi bangsa-bangsa lain.
– Tuhan rindu memakai kita untuk menjadi saksiNya. Jika kita merenungkan perbuatan besar yang telah Tuhan perbuat dalam hidup kita, maka sudah saatnya kita bersaksi untuk menyatakan kebesaran, kekudusan dan kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Jika kita semakin memuliakan & mengagungkan Tuhan dalam hidup kita, maka kemuliaan & keagunganNya juga tentu akan semakin kita rasakan & memancar keluar.