Sejarah Singkat Gereja Kemah Injil Indonesia Medan

MASA PERINTISAN

        Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Medan telah berdiri selama 40 tahun. Ini bukan waktu yang singkat. Gereja ini pada mulanya dirintis sekitar tahun 1968 oleh sekelompok wanita yang dipenuhi kasih Tuhan dan terus menerus berdoa meminta pimpinan Tuhan. Mereka rindu sekali untuk mendirikan gereja Tuhan di Indonesia, tepatnya di Medan, Sumatera Utara. Tuhan menjawab doa mereka dengan menggerakkan hati Pdt. Tan Ping Kun untuk memulai suatu perencanaan awal. Pada akhirnya, mereka dapat memulai sebuah persekutuan yang dinamakan Persekutuan Dorkas.

        Pada saat yang sama, sekelompok saudara seiman yang bertempat di Gereja CMA Nort Point Hongkong digerakkan oleh Roh Kudus untuk melakukan pengutusan dengan dasar Amanat Agung Tuhan Yesus yang telah dinyatakan bagi setiap orang percaya. Oleh karena itu, Tuhan memberi visi dan mengutus seorang mahasiswa Teologi dari Sekolah Tinggi Cien Tao Hongkong (alumni tahun 1969) untuk melayani di ladang Indonesia.

        Tuhan senantiasa memimpin perkembangan kelompok ini. Misionaris Cyrus Lam kemudian diutus ke Medan, Sumatera Utara. Pada saat itu, Pdt. Moses di Jakarta (alumnus Sekolah Tinggi Cien Tao Hongkong) dan Pdt. Gabriel (rekan sepelayanan GKII) bersama-sama memberikan dukungan dan bantuan dalam mengatasi kesulitan yang ada. Karena kasih dan anugerah Tuhan terhadap sekelompok saudara seiman yang bersemangat ini, maka Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Medan – dahulu bernama Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) – berhasil didirikan.

MASA PENGEMBANGAN

Gedung

        Pada tahun 1970, Tuhan menggerakkan Wang Li Cing Ce meminjamkan rumahnya yang bertempat di jalan Karimun No. 40 untuk dipakai sebagai tempat ibadah dan pemberitaan injil. Tak lama kemudian, pada tahun 1976, persekutuan pindah ke jalan Karimun No. 10. Pada saat itu, perencanaan pembangunan gedung gereja mulai dipersiapkan. Selanjutnya pada tahun 1979, jemaat telah mampu membeli rumah di jalan Demak No.40 untuk di pakai sebagai tempat beribadah.

        Pada tanggal 9 Desember 1979, gedung GKII Medan ditahbiskan oleh Pdt. Philip Teng sebagai ketua badan Misi CMA Hongkong. Karena jemaat terus menerus berkembang, maka perlu diadakan perluasan gedung gereja. Setelah mengalami tiga sampai empat kali perluasan gedung, maka akhirnya gedung tersebut perlu dibangun kembali. Pada tahun 1986, mulai ada visi pembangunan gedung gereja dan pengumpulan dana untuk hal tersebut. Kemudian pada tahun 1990, Badan Pengurus Jemaat (BPJ) membentuk Panitia Pembangunan Gereja dengan susunan sebagai berikut, yaitu: Ev. Semuil Leina dan Soanto Oskar sebagai penasihat, Tekardjo Angkasa sebagai ketua, Darman Suseno sebagai bendahara, Johanes Laut sebagai sekretaris, Abidin dan Anton Ong sebagai PU serta Hartono Utomo sebagai penasihat teknis.

        Mengingat Proses pembangunan gereja harus terus menerus berjalan, maka pada bulan Desember 1993, kegiatan ibadah untuk sementara dipindah ke jalan Madong Lubis 42 (tempat yang dipinjamkan oleh Soanto Oskar). Segenap jemaat baik tua maupun muda ikut berpartisipasi dalam proses pemindahan. Pada bulan Juni 1994, gedung gereja yang lama dihancurkan dan kemudian dimulai penggalian lubang basement. Pada tanggal 10 Januari 1995, diadakan acara peletakan batu pertama di atas kerangka lubang basement. Acara dipimpin oleh Ev. Sunarto dan dihadiri oleh para majelis, panitia pembangunan serta tua-tua.

        Kegiatan gereja pada tahun 1996 diawali dengan doa bersama dan Kebaktian Tahun Baru di gedung yang sedang dibangun – jalan Demak No. 4B. setelah itu, acara dilanjutkan dengan Rapat Kerja (Raker) di Brastagi. Pada bulan Februari 1996, persekutuan Pemuda bersama persekutuan Remaja menyelenggarakan “Malam Dana dan Puji-Pujian.” Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan dana untuk mendukung pembangunan gedung gereja. Pada tanggal 10 November 1996, segala kegiatan ibadah dan pelayanan dilakukan kembali di tempat sebelumnya (jalan Demak No. 4B) karena pembangunan gedung telah mencapai tahap akhir. Setelah kebaktian selesai, segenap anggota jemaat bersama-sama melakukan kegiatan pemindahan yang hanya berlangsung dalam tempo lima jam. Syukur kepada Tuhan, pada tanggal 17 November 1996, Kebaktian Umum pertama berjalan di gedung baru

Pelayanan

Periode 1971 – 1980

        Sejalan dengan pembangunan gedung gereja, maka pelayanan demi pelayanan Tuhan pun terus berkembang. Pada tahun 1971, pelayanan Pemuda Remaja dimulai yang kemudian hari berkembang menjadi Persekutuan Pemuda. Tahun 1974, Pos PI Kampung Keling (jalan Kediri 72) dimulai dengan Sekolah Minggu anak-anak, Persekutuan Remaja dan Kebaktian Dewasa. Namun karena satu dan lain hal, pos ini kemudian digabung dengan pelayanan induk di jalan Demak 40 pada bulan Desember 1979. Pada tahun 1975, Persekutuan Remaja mulai dibuka. Retreat Pemuda Remaja diadakan pertama kali pada tahun 1976. Gereja pada tahun 1977 mulai menetapkan satu minggu Kebaktian sebagai Minggu Sekolah Minggu untuk setiap tahunnya.

Periode 1981 – 1990

Ketika Desember 1983, pelayanan Injil ke Purwodadi – daerah pemukiman pengungsi dari Aceh yang pernah dilayani oleh Pdt. Chai Yong Chang dan Ev. Sie Sing Kuang beberapa tahun sebelumnya dilakukan. Tuhan menggerakkan Ci Yang Siu Hoa untuk merelakan ruang tamu rumahnya dipakai sebagai tempat Sekolah Minggu anak-anak. Pelayanan ini terus berkembang, sehingga pada tahun 1987, gereja membeli dan membangun sebuah tempat untuk dijadikan sebagai gedung gereja. Tanggal 20 November 1987, gedung tersebut ditahbiskan oleh Ev. Semuil Leina.

        Pada tahun 1985, Persekutuan Doa dan PA Kaum Wanita mulai diadakan di rumah-rumah jemaat secara bergilir. Persekutuan ini pada akhirnya berkembang menjadi Perkawan. Pada tahun 1986, Sekolah Minggu anak-anak diadakan di daerah Mandala, tepatnya di rumah Chi Lian Cu. Namun karena ada berbagai pertimbangan, akhirnya pelayanan ini digabung dengan pelayanan induk di jalan Demak 40. Pada tanggal 8 – 10 Maret 1989, Refreshing Kaum Dewasa untuk pertama kalinya diadakan dan mendapatkan respons yang baik dari para peserta.

Periode 1991 – 2000

        Pada tahun 1994, pos pelayanan PA Pemuda Remaja dimulai di Jemadi, bertempat di rumah Sun Pau Mei. Pelayanan ini kemudian dipindahkan ke rumah Hong Ling Mei dan berkembang menjadi Sekolah Minggu anak-anak. Pengembangan pelayanan ini mengalami berbagai kesulitan, tetapi puji Tuhan, di akhir tahun 1996, pelayanan tersebut dapat di kobarkan kembali.

        Pada tanggal 28-30 September 1994, Raker GKII daerah Sumatra untuk pertama kali diadakan di Palembang. Kemudian dilanjutkan dengan Raker semua pengurus yang untuk pertama kali diadakan pada tanggal 2 Januari 1995. Melalu Raker tersebut diadakan sharing, evaluasi dan perencanaan bersama tentang program-program gereja sepanjang tahun. Pada tahun ini pula, Minggu Pemuda Remaja dan Minggu Misi ditetapkan untuk pertama kali pada suatu Minggu. Penetapan Minggu Misi membuat dana Misi yang sudah dibuka sebelumnya, kini lebih terencana, baik pengumpulannnya maupun pengalokasian penyalurannnya. Lambat laun dana Misi berkembang menuju tiga sasaran, yaitu:

  1. Menggembleng pemuda-pemudi yang mempersembahkan diri bagi Tuhan untuk disekolahkan di sekolah Teologi.
  2. Mendukung kebutuhan sekolah Teologi dan pos-pos pelayanan Injil.
  3. Mendukung Misionari maupun badan Misi.

        Periode ini juga ditandai dengan suatu tradisi baru dimana setiap bulan diberi nama khusus yang menunjukkan fokus kegiatannya. Misalnya seperti Bulan Doa, Bulan Alkitab, Bulan Membaca Buku, dan lain-lain.

        Pada tanggal 9 Januari 1995, Ev. Sunarto diberi lisensi oleh GKII Daerah Sumatera untuk melaksanakan Perjamuan Kudus dan Pembaptisan. Pada 26 Januari 1995, Persekutuan Kaum Pria dibentuk di rumah makan Miramar. Pada bulan April 1995 diawali dengan Gerakan Anyontim, yaitu Gerakan Andreas, Yonatan dan Timotius. Gerakan ini bertujuan mendorong anggota jemaat untuk membawa jiwa-jiwa baru kepada Kristus, membina sahabat rohani dan membimbing saudara lain menjadi murid Tuhan. Menjelang akhir tahun ini, Sekolah Alkitab Malam (SAM) diadakan untuk pertama kalinya. Mata kuliah yang diajarkan adalah “Pengantar Perjanjian Lama” dengan Ev. Dr. Risnawaty Sinulingga sebagai dosennnya. Beliau adalah wanita pertama di Indonesia yang mendapat gelar Doktor dalam bidang Perjanjian Lama.

        Pada bulan Februari 1996, gereja mengutus tim PI ke Pekanbaru untuk mengadakan survey dan PI pribadi serta pencarian tempat pos. Hal ini dilakukan sesuai dengan program ANDALAS 882.

Periode 2001 – 2010

        Gereja terus berkembang sampai pada saat ini. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan persekutuan yang ada di dalamnya seperti Sekolah Minggu, Persekutuan Gideon, Persekutuan Remaja, Persekutuan Pemuda, Persekutuan Dewasa Muda (Persada), Persekutuan Kaum Pria (Perkaria), Persekuan Kaum Wanita (Perkawan), Komisi Sosial, Komisi Misi dan PI, dan Komisi Musik (Persik).

        Pada saat ini, POS PI Berbahasa Indonesia telah didirikan untuk menjangkau jiwa-jiwa yang non-Tionghoa. Ev. Matius beserta istri melayani disana. Di dalam kepemimpinan gereja terjadi pergantian dari waktu ke waktu. Pada tahun 2005, Pdt. Sunarto tidak lagi melayani sebagai Gembala Sidang dan meneruskan pelayanannya sebagai misionari ke Kamboja. Jabatan Gembala mengalami kevakuman sementara sampai tahun 2006, Pdt Huang Ming En datang dari Australia untuk membantu pelayanan di gereja. Namun karena ada berbagai sebab, maka pertengahan 2007, Beliau tidak meneruskan pelayanannya dan kembali ke Australia.

        Gereja sampai sekarang belum memiliki seorang Gembala Sidang. Ini adalah salah satu pergumulan dan kebutuhan gereja. Memang harus diakui bahwa gereja memiliki berbagai kelemahan, namun hanya karena kasih setia-Nya gereja ini terus bisa ada dan berkembang. Segala kemuliaan hanya buat Tuhan. Tuhan memberkati!