– Mazmur 100 merupakan mazmur korban syukur yang dipakai dalam tradisi orang Yahudi sebagai ibadah pengucapan syukur mereka. Dalam mazmur ini dirumuskan pengakuan bahwa Tuhan adalah Pencipta dan bangsa Israel menjadi umat gembalaan-Nya (3). Hubungan istimewa inilah yang mendorong umat menghaturkan korban syukur dalam peribadahan yang meriah dengan sorak-sorai dan sukacita yang besar.
– Kegembiraan Israel didasarkan pada rasa syukur yang mendalam atas karya keselamatan dan kasih setia Allah Israel. Pemazmur menjadi inspirasi bagi kita untuk mewujudkan kehidupan bersama di tengah bangsa sebagai arak-arakan syukur dan pujian kepada Tuhan.
– Hidup kita adalah ibadah di hadapan Tuhan. Ibadah tidak hanya berdoa dan membaca Alkitab, tetapi lebih dari itu adalah mewujudkan kebenaran dan keadilan Tuhan melalui hidup dan karya kita dengan cara memilih yang baik dan melawan kejahatan.
– Mazmur 101 melukiskan jenis hati yang harus dimiliki oleh seorang raja Israel atau seorang yang ingin menjadi pemimpin jikalau ia ingin memerintah sesuai dengan kehendak Allah.
– Sebagai seorang Kristen, apa pun status kita, terlebih jika kita adalah seorang pemimpin, kita sudah sepatutnya menjaga hidup yang berintegritas. Pikiran yang mau hidup dalam kebenaran dan menolak kejahatan seharusnya terwujud pula dalam tindakan nyata, bukan sekedar retorika, melainkan terwujud dalam tingkah laku hidupnya.
– Lawan dari hidup beritegritas dalam kebenaran adalah kemunafikan. Karena itu, marilah kita berusaha untuk tidak melihat kegagalan, keburukan, bahkan kemunafikan orang lain lebih besar daripada kegagalan, keburukan dan kemunafikan diri sendiri. Sambil terus-menerus memperbaiki diri, marilah kita memohon dan mengandalkan anugerah Tuhan yang memampukan kita untuk menjalani hidup yang berintegritas. Dengan cara itulah, iman nyata dalam perbuatan.
– Hidup berintegritas membutuhkan komitmen yang harus dipelihara dan dikembangkan seumur hidup.
– Integritas bukan semata-mata bersumber dari kebaikan dan usaha sendiri, tetapi juga berasal dari hidup yang takut akan Tuhan. Karena itu, sudah sepatutnya kita selalu ingat bahwa keberadaan kita, selain menjadi wakil Tuhan untuk menyatakan kebenaran-Nya, juga menjalani hidup yang benar dalam anugerah-Nya agar nama Tuhan dimuliakan.
Kiranya Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita semua.