– Tirus dikenal sebagai kota pelabuhan terkaya juga kota perdagangan yang cukup penting dan berpengaruh pada zaman Yehezkiel. Banyak barang dagangan yang diperjualbelikan di sana, banyak orang dari pelbagai negeri singgah & melakukan transaksi. Tirus juga memiliki tentara dari berbagai kerajaan.
– Tirus menjadi sombong & merasa diri lebih hebat dari yang lain. Namun di hadapan Allah, semua yang mereka banggakan hanyalah kesia-siaan. Murka Allah pun datang akibat kesombongan mereka. Pada saat itu semua orang menjadi gemetar melihat dahsyatnya kekuasaan Allah. Hanya rasa takut, ratapan, teriakan pahit, dan jiwa merana yang menghiasi kemusnahan Tirus. Yang tersisa hanyalah kenangan yg sia-sia (28-36).
– Tirus merupakan peringatan agar kita jangan menjadi sombong, apalagi menempatkan diri dalam posisi Allah yang sanggup menentukan segala sesuatu saat kita sedang dalam kondisi makmur (kaya raya).
– Tuhan bisa saja menurunkan mereka yang berada dalam posisi di atas dengan cara yang tidak terduga. Bisa saja kita mengalami nasib yang sama dengan mereka yang kita tertawakan.
– Sadarilah bahwa saat kita berada dalam kondisi makmur, kita mudah tergoda untuk merasa bangga terhadap diri sendiri dan melupakan bahwa segala sesuatu yang kita miliki itu merupakan anugerah yang berasal dari Tuhan.
– Hampir setiap manusia mengejar harta, kekuasaan, perasaan ingin diakui & ingin menjadi yang nomor satu. Demi menggapai hal itu, segala cara pun dilakukan. Tidak peduli hati nurani, seseorang dapat berbohong & memfitnah serta menjelekkan orang lain demi dipuji orang karena kehebatannya & merangkak ke tangga kesuksesan di atas penderitaan banyak orang.
– Namun semuanya itu tidak berhenti hanya di sana. Ada Allah yang MahaAdil dan MahaKuasa yang dapat menimbang kesalahan manusia dan menghakiminya sesuai dengan perbuatannya.
– Ingatlah bahwa semua kenikmatan dunia hanya membawa kita menuju kesia-siaan. Hanya Allahlah sumber bahagia kita!