– Mazmur 60 ditulis untuk diajarkan dan dijadikan pedoman hidup bagi semua generasi agar menyadari bahwa Allah adalah sandaran yang kokoh dan solusi yang tepat bagi kehidupan.
– Daud mengaku bahwa umat Allah mengalami kekalahan dalam perang karena Allah telah menarik bantuan dan perlindunganNya ketika mereka tidak lagi menyenangkan hatiNya dan tidak melakukan kehendakNya.
– Hukuman Allah menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia adalah milikNya dan berada di bawah kakiNya (8-10). Bahkan kemenangan mereka pun itu diberikan oleh Allah.
– Pemazmur merendahkan dirinya, menyadari bahwa Allah adalah solusi yang tepat (6-7), tanpa penyertaanNya, semua hanyalah kesia-siaan. Dalam permohonannya, pemazmur meminta Allah mengampuni dosa bangsanya dan kembali menyertai umatNya (13-14). Mereka harus mencari Allah dengan sungguh-sungguh di dalam doa dan memperbaharui hati yang takut akan Dia (60:6).
– Kita juga dapat mengalami kekalahan rohani di gereja-gereja, keluarga-keluarga dan kehidupan pribadi kita karena kita mungkin telah melukai hati Allah dengan dosa kita, seperti ikut dalan arus dunia gelap, kesombongan kita atau meninggalkan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.
– Tiada persoalan yang tidak dapat diatasi apabila kita datang di hadapanNya. Dialah solusi bagi kehidupan manusia.
– Mazmur 75 adalah nyanyian pujian tentang keyakinan, penantian akan keselamatan dan keadilan dari Tuhan atas umatNya. Keyakinan Asaf yang menjadi dasar ajakannya kepada umat untuk bersyukur dan bermazmur bagi Allah adalah percaya apapun yang akan terjadi, Tuhan yang mereka sembah adalah Allah dan Hakim yang adil (3, 8), yang pasti menghakimi dengan kebenaran (3-4).
– Kebenaran dan keadilan Allah tidak akan terbantahkan oleh siapapun, meski manusia dapat memutarbalikkan fakta dan berusaha menjatuhkan serta merendahkan sesamanya, namun Allah sanggup merendahkan orang fasik dan meninggikan orang benar (7-8, 11). Allah pun sanggup memberikan penghukuman yang sesuai dengan keadilan dan kebenaranNya (9).
– Hari ini kehidupan kita dikelilingi dengan ketidakadilan. Bahkan, ketidakadilan itu mungkin dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjunjung tinggi dan menjadi teladan dalam menjalankan keadilan dan kebenaran. Namun, jangan berhenti berharap dan beriman kepada Tuhan karena Dia adalah Allah, Hakim yang adil.
– Percayalah, akan tiba waktunya Allah akan memperlihatkan keadilanNya, baik kepada orang fasik maupun kepada umat kesayanganNya.