– Salomo memilih beribadah & mempersembahan kurban di bukit Gibeon karena ia meyakini bahwa di sanalah tempat yang tepat bagi Israel untuk beribadah & bertemu Tuhan (3). Niat baik dan kesungguhan hati Salomo mendapat respons positif dari Allah sehingga IA memberikan kesempatan kepada Salomo meminta apa yang diinginkannya (7).
– Yang diinginkan Salomo hanyalah hikmat Allah. Baginya, tanpa hikmat Allah, mustahil baginya dapat memimpin bangsa Israel dan menjadikan kerajaan Daud kukuh selamanya (8-10).
– Salomo tahu apa yang ia butuhkan sebagai seorang raja, pemimpin bangsa Israel, bangsa yang cukup besar. Bagi Salomo, hikmat & kebijaksanaan jauh lebih penting dibanding harta benda yang melimpah, umur panjang atau sesuatu yang dapat melanggengkan kekuasaannya. Salomo punya cara pandang yang berbeda tentang perannya sebagai raja.
– Posisi sebagai raja adalah peran yang dipercayakan Tuhan agar dia mengupayakan kesejahteraan rakyat (10). Ia sadar bahwa sebagai raja, ia punya tanggung jawab besar untuk memimpin umat Allah, Israel (8-10). Di sini kita dapat melihat bahwa Salomo lebih mengutamakan kepentingan bangsa daripada keuntungan pribadi.
– Dan permintaannya tepat. Ia bukan hanya dikaruniai Tuhan hikmat & kebijaksanaan, tetapi juga kekayaan, harta benda, & kemuliaan yang belum pernah ada pada raja-raja sebelumnya dan tak akan ada pada raja-raja sesudahnya (12).
– Berkat berkelimpahan yang Tuhan berikan kepada Salomo menjadikan dirinya sebagai satu-satunya raja yang paling agung, bijaksana, & kaya dalam sejarah manusia (11-17).
– Harus diakui bahwa kecenderungan orang bila menduduki posisi atau jabatan penting adalah ingin mempertahankan apa yang telah ia capai selama mungkin. Sebab itu tidak jarang seorang pemimpin melakukan segala sesuatu hanya untuk mempertahankan kekuasaannya. Ini bukanlah sikap seorang pemimpin yang diperkenan Tuhan.
– Posisi atau jabatan pemimpin adalah pemberian Allah. Apabila Tuhan mempercayakan jabatan sebagai pemimpin, hendaknya kita mengingat bahwa kesempatan itu berasal dari Tuhan. Sebab itu kita harus memimpin orang-orang yang dipercayakan kepada kita supaya mereka mengalami kesejahteraan & hidup dekat pada Tuhan.
– Oleh karena itu, jika kita diberi kesempatan untuk memohon sesuatu kepada Tuhan, mintalah hikmat agar kita dapat menjadi seseorang yang memberikan keteladanan, baik itu di rumah, di kantor, di gereja, maupun di masyarakat. Dengan demikian, nama Tuhan dapat dimuliakan melalui hidup kita.