Pembacaan Alkitab Tgl 17 Desember 2018

2 Tawarikh 1314

– Setelah raja Yehuda Rehabeam wafat, maka Abia anaknya menjadi raja menggantikannya. Abia berhasil memenangkan perang melawan Israel & membunuh Yerobeam raja Israel, padahal pada waktu itu kekuatan Israel 2x lipat, tapi Israel berhasil ditundukkan Yehuda.

– Sesungguhnya bukan kehebatan Abia & orang Yehuda, tetapi karena yang berperang untuk mereka adalah TUHAN. Yehuda menjadi kokoh karena mereka mengandalkan diri kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.

– Bila kita hidup dengan bersandar ke­pada Tuhan, kita bisa melakukan hal-hal besar, termasuk hal-hal yang tidak mungkin bisa kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri.

– Allah menuntut agar kita memiliki ketaatan seumur hidup, bukan ha­nya ketaatan pada waktu-waktu tertentu saja. Bila kita mulai tidak setia kepada Tuhan, besar kemungkinan Allah akan membiarkan kita mengalami kesusahan dengan tujuan untuk mengingatkan kita.

– Asa adalah Raja Yehuda ketiga, ia melakukan apa yang baik & benar di mata Tuhan. Ia memerintahkan umat Israel untuk mencari Tuhan. Hal ini diwujudkan dalam ketaatan kepada Hukum dan perintah Tuhan. Selain itu, ia juga melakukan tindakan pencegahan dengan menjauhkan umat dari berbagai bentuk kepercayaan asing dan penyembahan berhala (3-4).

– Keyakinan, doa, harapan, dan kepasrahannya kepada Tuhan menghasilkan kemenangan baginya. Para musuh Israel dipukul kalah dan tidak ada yang tinggal hidup (12-13). Tuhan bukan saja memberikan kemenangan, tetapi juga mengaruniakan keamanan dan berkat yang melimpah kepadanya.

– Apabila kita belajar dari pengalaman iman Asa sebagai seorang raja, kita diingatkan bahwa kesetiaan kepada Tuhan merupakan hal utama dalam kehidupan sebagai orang percaya.

– Kita mempunyai banyak tantangan, ancaman, dan godaan kehidupan, seperti yang dialami Raja Asa. Rintangan tersebut dapat membuat kita tidak setia. Namun, ketika kita percaya dan memiliki komitmen untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar berdasarkan standar Tuhan, maka Ia akan memberkati, menjaga, dan memelihara keluarga kita.

– Sesungguhnya prinsip kebenaran ini menjadi tolok ukur apakah kita akan gagal atau tidak pada masa yang akan datang. Tatakala kita dalam keadaan terjepit, seolah-olah kita menghadapi jalan buntu, tak ada apapun dan siapapun yang dapat lagi menolong. Berdiam dirilah, carilah & andalkan TUHAN!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *