– Rentetan kisah raja-raja Yehuda yang kita ketahui sebelumnya memang cukup menyesakkan karena kejatuhan yang terjadi berulang-ulang, walau beberapa di antaranya memulai hidup & pemerintahan mereka dengan baik. Namun kisah raja Yosafat yang kita baca hari ini bagai memberi angin segar.
– Dari Yosafat kita melihat, bahwa orang yang hidup bagi Tuhan serta yang mengutamakan Tuhan dalam seluruh karyanya, akan mengalami berkat-berkat Tuhan. Namun kesetiaan kita kepada Tuhan hendaknya bukan semata-mata demi berkat, melainkan karena kita sungguh mengasihi Dia, Tuhan kita.
– Yosafat hidup diperkenan Tuhan karena ia tidak mempersekutukan Tuhan dengan ilah manapun di Israel (6). Yosafat hanya mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya pertolongan (10).
– Dalam tahun ketiga pemerintahan Yosafat, keadaan Yehuda aman, tak ada peperangan dengan bangsa lain. Tak ada serbuan pasukan asing. Mereka segan & gentar pada Yehuda di bawah kepemimpinannya.
– Yosafat menerapkan strategi “memperkuat dirinya”(1). Selain membangun penjagaan militer di kota-kota berkubu(2), ia juga menguatkan pertahanan spiritual dirinya & segenap rakyatnya (4, 6).
– Dengan cerdas dan tekun ia mengirim para pengajar Taurat ke seluruh pelosok negeri agar rakyat mengenal firman Tuhan (7-9). Dengan kondisi spiritual dan militer yang terjaga baik, dengan sendirinya musuh tidak berani menyerang (10).
– Alkitab berisi banyak peringatan agar kita senantiasa berjaga-jaga. Bukan maksudnya kita selalu tegang dan serius, melainkan agar kita jangan gegabah & lengah.
– Alkitab menjadi santapan harian bagi jiwa kita. Hubungan pribadi dengan Tuhan kita rawat. Kekompakan keluarga kita jaga. Ibadah bersama kawan seiman kita pelihara. Talenta kita asah & kita pakai untuk melayani. Singkatnya, jangan beri kesempatan pada musuh untuk menaklukkan kita.
– MELALUI KRISTUS, ALLAH TELAH MEMBERI KITA KEMENANGAN, TETAPI JANGAN SAMPAI KITA SENDIRI MENYERAHKAN KEMENANGAN ITU KEPADA IBLIS!