Pembacaan Alkitab Tgl 29 Desember 2018

2 Raja-raja 123

– Raja Ahazia terluka parah akibat terjatuh dari serambi di tingkat atas istananya, kuatir dengan kondisinya, ia ingin berkonsultasi dengan Baal-Zebub, dewa orang Filistin (2). Sungguh ironis, raja Israel tidak mencari Allah untuk kesembuhannya.

– Melalui utusan yang menyampaikan pesan Elia, Allah menegur Ahazia dan memberitahukan bahwa ia akan mati (3-4). Elia menyampaikan teguran Allah atas kesalahan Ahazia, yang telah berpaling dari Allah kepada dewa yang tidak memiliki kuasa apapun, & itu mengakibatkan ia harus membayar harga dosa-dosanya, yaitu dengan kematiannya.

– Sungguh mahal harga yang harus dibayar Ahazia. Ini menjadi peringatan bagi kita. Allah tidak ingin diri-Nya digantikan oleh yang lain. IA selalu menuntut tempat terutama di dalam hidup kita.

– Elia dikenal sebagai salah satu nabi besar dalam Perjanjian Lama. Banyak mukjizat yang telah dilakukannya. Setelah sekian lama melayani Allah, tibalah waktu pensiun bagi Elia dalam pelayanan di dunia.

– Elia dikenal sebagai nabi yang tak pernah mati. Ia diangkat ke surga disaksikan oleh muridnya, Elisa (2:11). Orang-orang yang mencarinya juga tak pernah menemukannya lagi (17). Sepeninggal Elia, roh & wibawanya pun beralih kepada Elisa (15) untuk mewakili kehadirannya di dunia. Pengaruh yang diberikan Elia selama hidupnya amat besar!

– Kita bukan Elia, bukan pula superhero. Kita bisa dan akan mati. Namun, Tuhan menghendaki kita mmberikan pengaruh positif yang membekas dalam hati sesama di seputar kehidupan kita.

– Kerinduan Tuhan ialah kita hidup luhur, menjadi berkat, berbuah dan buah itu tetap membekas di hati siapa saja yang pernah mengecap manisnya kebaikan hati kita.

– Pasal 3 menceritakan pengalaman bangsa Israel dalam menghadapi peperangan terhadap Moab dengan bergabung bersama bangsa Yehuda & Edom. Dikisahkan bahwa mereka masuk melalui padang gurun & lalu menghadapi masalah pelik, yaitu tidak mendapat air setelah berjalan selama seminggu penuh. Secara logika, perang tanpa air itu pasti akhir hidup mereka, mati kehausan di padang gurun.

– Tetapi raja Yosafat menyadari bahwa lebih dari apapun, mereka butuh petunjuk Tuhan. Nabi Elisa pun datang & kemudian memanggil seorang pemain kecapi untuk menyembah Tuhan, & ia pun dipenuhi Roh Tuhan lewat pujian dan penyembahan.

– Lalu Elisa mendapat wahyu dari Tuhan & memberi perintah membuat parit-parit di lembah (16). Membuat parit-parit di gurun yang tandus dan gersang dalam kondisi haus setelah seminggu tanpa air, bukankah ini sebuah perintah yang sama sekali tidak masuk akal? Tetapi mereka memilih untuk patuh, lalu apa yang terjadi pun tepat seperti janji Tuhan.

– Jika Tuhan sudah berjanji, IA pasti menepatinya, meski mungkin terdengar aneh bagi manusia biasa. Untuk memperoleh itu diperlukan sebuah langkah iman terlebih dahulu. Dalam kisah ini langkah iman itu adalah membuat parit.

– Tuhan mengatakan langsung bahwa Dia siap memberi berkat ganda. Bukan saja air yang akan melimpah bagi mereka tetapi juga kemenangan atas bangsa Moab. Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa tidak ada satupun yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan bisa melakukan apapun mengatasi keterbatasan logika & kemampuan berpikir kita. Kita juga bisa melihat bahwa ketaatan penuh kepada Tuhan tanpa ragu atau banyak tanya membawa hasil yang sangat luar biasa bahkan bisa melebihi apa yang kita inginkan.

– Logika kita yang terbatas bisa membuat kita berpikir bahwa akan ada kesukaran yang tidak akan teratasi oleh kita, tetapi Tuhan mengatakan bahwa Dia peduli & bisa melakukan apapun tanpa terbatas oleh logika dan keterbatasan kita. Percaya dengan melakukan langkah iman akan membuat kita mampu menuai keajaiban pertolongan Tuhan. Ketaatan sepenuhnya adalah kunci untuk menerima berkat dan pertolongan Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *