– Nas hari ini menyoroti peranan para perempuan Yehuda terhadap kejatuhan bangsa. Mereka digambarkan sebagai orang yang sombong & bermegah dalam penampilan lahiriah, melalui pakaian & perhiasan, juga dalam sikap mereka (18-23).
– Dengan begitu banyaknya perhatian, waktu & uang yang terbuang untuk mempercantik diri secara berlebihan, masih adakah hal yang layak yang tersedia untuk Tuhan & bagi orang lain?
– Dunia sering memberikan perhatian yang besar terhadap penampilan. Berapa besar pikiran, waktu & uang yang kita curahkan demi penampilan kita? Bandingkan dengan yang kita persembahkan untuk pekerjaan Tuhan. Yang mana yang menjadi Allah kita?
– Salah satu bentuk kesombongan adalah sok pamer. Hal ini terlihat jelas pada perempuan-perempuan Yehuda. Perilaku seperti ini jelas sangat tidak disukai Tuhan. Waktu Tuhan menghukum mereka, bukan saja kehormatan mereka dicampakkan; orang-orang yang mereka kasihi dan andalkan juga ditumpas. Mereka harus mengemis demi mendapatkan kembali kehormatan & harga diri mereka.
– Jangan tunggu sampai Tuhan mendisiplin kita. Tinjau kembali prioritas hidup kita. Berikan yang terbaik hanya kepada Tuhan. Martabat kita tidak tergantung pada aksesoris yang melekat pada tubuh atau kecantikan luar & lahiriah, melainkan pada kecantikan manusia batiniah yang memancarkan keluar yang berasal dari Allah.
– Yesaya menubuatkan bahwa umat yang ada saat ini akan dilenyapkan. Namun tidak semua akan binasa, sebab akan ada yang disisakan Tuhan (3). Kaum sisa inilah yang disebut tunas (2).
– Nubuat Yesaya tidak hanya menunjuk pada kehancuran Israel, namun juga pengharapan hadirnya Israel baru yg akan membangun kembali bangsanya. Tunas baru ini akan bekerja keras membawa kepermaian dan kemuliaan Israel kembali (2). Tunas inilah yang akan membersihkan kotoran yang ada di kota kudus Yerusalem yang berdiri di atas bukit Sion (4).
– Adalah sebuah hal yang berlawanan ketika hal yang kudus menjadi kotor. Untuk mengembalikan hakikat kekudusan, kekotoran kota harus dibersihkan.
– Kotornya kota kudus disebabkan ketidakmampuan umat Allah dalam menjaga kekudusan hidupnya. Tugas penyucian ini akan diawali dengan membersihkan umat Allah, dan kaum yang tersisa yang akan membuat Israel baru menjadi besar dan indah. Israel baru ini akan berdiri dengan aman & tenteram jika senantiasa berada dalam perlindungan Tuhan.
– Dalam Perjanjian Lama, tunas dipahami sebagai kaum sisa Israel yang masih menjaga kemurnian dan kesetiaan kepada Allah, sedangkan dalam Perjanjian Baru pengertian tunas mengacu kepada pribadi Yesus, yang dipercaya sebagai pemenuhan nubuatan para nabi. Hanya Dia yang mampu membersihkan segala kekotoran dan kenajisan manusia di hadapan Allah. Melalui karya-Nya di kayu salib, Yesus telah membentuk gereja-Nya.
– Waktu Tuhan membersihkan masyarakat kita dari kekotoran, baiklah kita juga menyiapkan diri kita untuk terlibat, membersihkan & dibersihkan. Kita harus bersabar di dalam ketidaknyamanan proses itu, karena kita tahu di ujungnya akan ada sesuatu yang baru & indah yang telah Tuhan siapkan untuk kita nikmati. Marilah kita relakan & beranikan diri untuk menjadi alat pembaruan yang Tuhan pakai.