Pembacaan Alkitab Tgl 2 Februari 2019

2 Tawarikh 29,30,31

– Hizkia adalah raja Yehuda yang dikenal sebagai raja yang takut akan Tuhan, berbeda dengan sejumlah besar nenek moyangnya. Ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Ia juga yang memelopori diadakannya kembali ibadah-ibadah kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem. Ia mengadakan pembaharuan mental yang bersifat menyeluruh terhadap kehidupan bangsa Yehuda, bahkan ia berani mengajak orang-orang di Kerajaan Israel & suku Efraim & Manasye untuk beribadah merayakan Paskah.

– Pembaharuan yang menantang seluruh orang Yehuda & Israel pada saat itu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, yaitu untuk terus hidup di dalam kekudusan. Nasehat dan perintah yang harus diikuti oleh seluruh bangsa itu, yang membuat doa-doa mereka didengar Tuhan kembali (30:27).

– Hidup mengikuti Tuhan adalah totalitas, keseluruhan hidup tanpa ada satu pun bagian dari hidup ini yang tidak dipersembahan kepada Tuhan. Totalitas dalam kesadaran bahwa kita harus menyerahkan seluruh hidup kepada Dia. Itulah ibadah yang sejati. 

– Pembaruan mental dan rohani tidak akan berjalan lancar jika hanya menyentuh aspek eksternal, seperti memberi persembahan atau rajin beribadah di rumah Tuhan saja. Revolusi yang sejati selalu dibangun dari faktor internal, yaitu pertobatan hati. Tanpa komitmen dan kesungguhan hati mustahil pembaruan yang didambakan akan terwujud.
– Bagaimana dengan kondisi kerohanian kita saat ini? Apakah kita telah mengalami pembaharuan & pertobatan sejati? Apakah hidup kita telah diserahkan secara totalitas kepada Tuhan?

– Seorang pemimpin yang baik membutuhkan tiga hal, yaitu kebenaran, keteguhan, dan persatuan. Kendala terberat dalam melayani Tuhan adalah keteguhan hati. Keteguhan itu membutuhkan konsistensi iman dan anugerah Allah. Tanpa itu mustahil seseorang dapat berdiri kukuh dalam menghadapi pelbagai tantangan & cobaan.

– Raja Hizkia di dalam kepemimpinannya juga harus menghadapi banyak tantangan & melalui banyak perjuangan. Niat baiknya agar bangsa Israel bisa merayakan Paskah bersama-sama pernah diolok-olok & ditertawakan oleh beberapa suku Israel (30:10). Tetapi ia tak patah semangat & tetap maju terus, akhirnya apa yang dilakukannya mendapat respons positif orang-orang Israel.

– Mereka bukan hanya memusnahkan tempat yang dijadikan pemujaan berhala (31:1), tetapi juga memberikan persepuluhan (5-7). Kesungguhan rakyat Yehuda menyenangkan hati Allah dan IA memberkati mereka (12, 20, 25-27).

– Bersyukurlah terhadap segala kendala yang kita hadapi. Hal itu akan membuat kita semakin tegar dan bersandar kepada kekuatan Allah.

– Segala usaha Hizkia berhasil karena ia melakukannya dengan segenap hati & mengawalinya dengan mencari kehendak Allah. Ia melakukan sesuatu yang baik, jujur, dan benar di hadapan Tuhan sehingga Tuhan pun berkenan kepadanya.

– Dalam segala usaha yang dilakukan, baiklah kita mengawali semuanya itu dengan mencari kehendak Tuhan, kemudian melakukan segala usaha dengan segenap hati, baik, jujur, dan benar. Segala usaha yang seturut dengan kehendak Tuhan & dilakukan dengan segenap hati pasti akan membuahkan hasil yang baik yang setimpal dengan usaha kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *