– Yeremia diperintahkan Tuhan untuk menebus ladang dari sepupunya di Anatot. Padahal di masa Zedekia menjadi raja, Babel sedang mengancam Yerusalem agar takluk & tunduk. Yeremia sudah mendapatkan firman Tuhan bahwa Nebukadnezar akan menawan Zedekia dan menaklukkan Yerusalem. Dalam situasi seperti ini sungguh rugi menanam investasi berupa tanah. Siapa berani menjamin bahwa tanah tersebut akan tetap dimiliki?
– Namun itulah perintah Tuhan & Yeremia pun patuh. Surat-surat kepemilikan tanah itu kemudian disimpan dalam sebuah bejana tanah, supaya terpelihara & kemudian hari bisa dimanfaatkan (14).
– Yeremia menaati firman Tuhan walau ia tidak mengerti maknanya. Doa Yeremia menunjukkan kepada kita pemahamannya akan kasih & keadilan Tuhan (17-19). Doa yang bukan lahir dari ketidakpercayaan, melainkan ketidakmengertian. Yeremia tetap taat, percaya dan mengandalkan Tuhan. Maka ia taat melakukan perintahNya.
– Biarlah kita tetap setia & taat firman, walau kadang kita tidak mengerti bahkan merasa perintah Tuhan tidak cocok dengan situasi kita saat ini. Tuhan tidak pernah keliru dalam rencanaNya. Rancangan Tuhan ialah rancangan damai sejahtera & bukan kecelakaan.
– Walaupun pengalaman kalah dari musuh bahkan ditawan & dibuang ke negeri musuh seolah kecelakaan besar. Tapi di mata Tuhan, itu bukan akhir dari segalanya atau suatu celaka. Berulang kali Tuhan, melalui Yeremia, telah memberi tahu umat Yehuda bahwa pembuangan ke Babel merupakan rancangan Tuhan demi menegakkan keadilanNya; namun, dengan tetap menyatakan kasihNya.
– Umat yang berdosa memang harus dihukum. Sekali lagi, dosa-dosa umat-Nya dipaparkan dengan begitu gamblang (30-35), sehingga penghukuman berupa pembuangan ke Babel sebenarnya masih ringan. Bukankah seharusnya mereka dimusnahkan?
– Akan tetapi, dari pembuangan ke Babel jika kita melihat dari perspektif kasih Allah, karena Allah begitu mengasihi umatNya maka IA mau memurnikan mereka. Pembuangan ke Babel merupakan sarana pemurnian bagi umat-Nya. Dengan dilucuti dari semua hak dan fasilitasnya, umat Israel jadi hanya bisa bergantung kepada Tuhan. Memang mereka direndahkan & dihinakan, tetapi tujuannya supaya kelak mereka bisa menerima kemuliaan semula. Maka selesai penghukuman, Allah akan bertindak memulihkan (36-41). Maka pada saat itu, perintah Tuhan agar Yeremia membeli tanah ladang menjadi masuk akal.
– Rancangan Allah sudah jelas. Justru pembelian ladang tersebut merupakan tanda kepastian bahwa umat-Nya akan dipulihkan, tanah yang ditinggal tandus selama masa pembuangan akan kembali laku dijual pada hari pembebasan itu (42-44).
– Saat kita tidak memahami maksud Tuhan di dalam perintah-Nya yang harus kita laksanakan, maka laksanakan saja! Ketahuilah bahwa Tuhan memiliki maksud dan rencana yang tidak mungkin salah. Pada waktunya akan terbukti bahwa keputusan-Nya tak pernah keliru, bahkan kita yang percaya & taat akan diberkati. Suatu bukti lagi bahwa Allah dapat kita andalkan & menjadi jaminan masa depan hidup kita.