– Dalam pasal 24 ini, Tuhan melalui nabi Yehezkiel melukiskan nasib Yerusalem akan seperti sebuah kuali berkarat dan penduduknya akan seperti potongan daging dan tulang pilihan yang akan dimakan habis pasukan Babel. Setelah isi kualinya habis, kuali itu akan dimurnikan selanjutnya dengan api hukuman hingga tembaganya menjadi merah, kotorannya hancur dan karatnya pun hilang (11).
– Karena Yerusalem telah menolak Allah untuk membersihkannya dari segala kecemarannya, maka ia harus berhadapan dengan murka Allah yang hebat. Gambaran Allah yang jelas ini seharusnya membuat orang Kristen sadar bahwa di sepanjang masa Allah tidak pernah berkompromi dengan dosa.
– Allah sering melukiskan diri-Nya sebagai Bapa yang rindu melihat anak-anakNya yang telah terhanyut di dalam lumpur dosa mau menyambut uluran tangan-Nya yang menyelamatkan.
– Namun seringkali tanggapan kita begitu bertolakbelakang dari yang diharapkan Tuhan. Kita sering cepat-cepat menggerakkan kaki kita untuk melarikan diri dari pertolonganNya sehingga hasilnya bukanlah pertobatan melainkan menolak Allah dengan tangan kita yang “kecil”. Hal ini sungguh membuat hati Allah pedih.
– Namun ada saatnya Allah mengumumkan ketegasanNya menindak kita seperti IA menindak Israel. Bila waktu itu sudah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat meluputkan diri.
– Renungkan: “Hanya oleh hukuman Allah yang adil dunia kita dapat dibersihkan dari dosa (Why 5-22). Tanggal penghakiman sudah ditentukan. Selagi pintu kesempatan masih terbuka, kita dapat mengoreksi dan menyesali segala pelanggaran dan ketidaktaatan kita, kemudian hidup dalam kebenaran dan kekudusan.”
– Hidup dalam kebenaran dengan hati yang takut akan Tuhan serta mengejar kekudusan hidup adalah pekerjaan sepanjang hayat kita di muka bumi ini.