– Firaun digambarkan seperti pohon aras di Libanon yang tumbuh lebih tinggi & lebih besar dari segala pohon di padang, megah dan anggun, tiada bandingnya (3, 7, 8). Pohon ini tumbuh di dekat daerah berair yang membuatnya menjadi kuat (4). Perkembangannya begitu cepat dan sangat subur (5). Keberadaannya juga menjadi berkat bagi semua yang berlindung padanya (6).
– Namun sayang, Firaun (Mesir) menjadi sombong dan merasa dirinya lebih tinggi & hebat dari Allah sehingga menimbulkan kmarahan Ilahi. Allah menghukum Mesir dengan menyerahkannya ke tangan seorang penguasa yang akan menebang habis pohon aras itu. Semua hewan yang berlindung di pohon tersebut juga akan meninggalkannya (10-13).
– Tuhan yang penuh anugerah telah mencurahkan banyak rahmat sehingga manusia yang lemah dapat menjadi hebat dan bermanfaat bagi orang lain. Sayangnya, seringkali keterampilan yang dimiliki sering disalahartikan sebagai kehebatan diri; dan hal inilah yang membuat seseorang menjadi sombong. Lebih disayangkan lagi, pekerjaan baik yang dilakukannya ikut lenyap ketika Tuhan menghukumnya.
– Sikap sombong dan mau hidup sesuka hati adalah pemberontakan terhadap Allah. Tuhan membenci sikap demikian yang melupakan anugerah Tuhan.
– Tuhan rindu memakai kita untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan-Nya sebelumnya. Jika karena itu kita menjadi sombong, IA akan merendahkan kita dan menarik berkat-Nya.
– Karena itu, saat Tuhan masih berkenan memakai kita, bersikaplah rendah hati supaya IA memakai kita untuk perkara yang lebih besar. Jangan biarkan kesombongan menghancurkan pekerjaan baik yang telah direncanakan Tuhan dalam hidup kita!