– Jalan orang benar dan jalan orang fasik tidak dapat disatukan, keduanya memiliki perbedaan seperti minyak dan air (1:5). Karena itu, setiap orang harus bijak membuat pilihan, jalan mana yang diikutinya.
– Mengikuti jalan orang benar, merupakan pilihan yang benar juga tepat. Standarnya jelas, yakni Firman Tuhan, yang akan menghasilkan buah perbuatan yang baik, yang menyenangkan Tuhan dan memberkati sesama (1:3, 6a).
– Sebaliknya memilih mengikuti jalan orang fasik, akan membawa seseorang pada jalan yang sesat dan menuju kebinasaan (6b). Standar yang digunakan ialah dunia ini (1), dan di mata Tuhan, kehidupan orang fasik tidak berkenan, bahkan tidak menjadi berkat buat sesama.
– Masing-masing pilihan memiliki akibat sendiri-sendiri. Jangan salah memilih cara hidup kita untuk hari-hari ke depan! Apakah kita mau disebut orang benar yang berbahagia dan yang sukses? Atau orang yang hanya mengakhiri tahun demi tahun dengan kesia-siaan dan bahkan menuju kebinasaan? Pilihan ada di tangan kita!
– Pemazmur mendorong para raja di bumi untuk bertindak bijaksana di hadapan Allah (2:10). Para hakim didorong tidak hanya mendengarkan kata-katanya sendiri dalam mengambil keputusan dalam sidang pengadilan, tetapi sungguh mau mendengarkan sabda Tuhan sendiri. Para pemimpin dinasihati untuk beribadah kepada Allah, mau mengakui dengan tulus keberadaan Allah dan bersedia menyembah-Nya. Mereka harus bertindak adil terhadap rakyatnya karena rakyat pada dasarnya adalah milik Allah sendiri. Jika pemerintah dunia berbuat semaunya, maka Allah sendiri yang akan menjadi lawan mereka.
– Melawan Allah merupakan kebodohan semata karena Allah sungguh Maha Kuasa. IA yang menurunkan dan menaikkan para penguasa dunia.
– Pemazmur memberikan penekanan bahwa umat Allah harus mampu hidup dalam kebenaran-Nya. Mereka harus menjalani kehidupan yang baru dalam terang firman-Nya dan bukan dalam kehidupan lama yang penuh dosa. Karena yang boleh menumpang di kemah Tuhan dan yang boleh diam di gunung Tuhan adalah orang-orang yang berkenan kepada Allah.
– Orang yang berkenan kepada Allah memiliki ciri khusus tertentu, yaitu hidupnya tidak bercela, adil, mengatakan kebenaran, tidak menyebarkan fitnah, tidak berbuat jahat terhadap sesama, hidup selaras dengan ajaran dan perintah Allah serta menjaga kekudusan hidup. Orang-orang yang berlaku demikian dikatakan oleh pemazmur tidak akan goyah selama-lamanya (5).
– Umat Tuhan tidak dapat kompromi dengan hidup yang cemar, yang tidak sesuai dengan
karakteristik Allah yang mulia. Adakah kehidupan kita sudah sesuai dengan karakteristik umat Allah? Serahkanlah diri kita kepada-Nya, agar kuasa-Nya mengubah hidup kita dan hidup kita boleh berkenan dan memuliakan namaNya.