– Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang raja yang banyak berperang melawan musuh serta harus mengatasi berbagai masalah dalam negeri maupun masalah keluarga sendiri, ada saatnya raja Daud merasa sangat lelah. Hatinya lemah lesu & semangatnya pudar. Di saat seperti itu, Raja Daud berseru kepada Tuhan, mengakui keletihannya dengan jujur & memohon Tuhan menguatkannya, sehingga ia dapat melanjutkan hidupnya & menjalankan tugasnya dengan baik.
– Dalam perjalanan hidup kita, adakalanya kita juga merasa sangat lelah. Banyak peran & tanggung jawab yang tidak habis-habisnya menuntut seluruh tenaga & kekuatan kita, sehingga membuat kita tidak berani beristirahat atau tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk beristirahat. Setiap hari menjadi hari-hari yang melelahkan. Semangat kita menjadi pudar & hati kita menjadi letih lesu. Saat seperti itu, marilah kita belajar untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, mencari pertolongan-Nya, meminta agar Dia menguatkan kita.
– Hendaklah kita selalu menikmati kehadiranNya yang menyegarkan jiwa kita agar setiap hari kita dapat menjalani hidup dengan cara yang berbeda & menjadi semakin kuat, karena Tuhan adalah tempat perlindungan kita & menara yang kuat terhadap musuh. Kita akan aman jika berlindung dalam kemahNya & naungan sayapNya selama-selamanya (61:4-5).
– Di tengah berbagai masalah & tekanan batin, Daud menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah yang kuat. Di sanalah jiwanya yang gelisah menjadi tenang sebab ia berada dalam tangan yang tidak pernah goyah (62:1-2). Apa yang dialami oleh Daud merupakan masalah yang serius karena ia mnghadapi orang-orang yang bermulut manis, tetapi dalam hati mereka penuh intrik & tipu muslihat. Orang-orang dekat & keluarga terdekatnya ingin menggulingkannya dari singgasana(3-4). Setiap saat Daud merasa dirinya dalam ancaman. Dengan posisinya sebagai raja, sebenarnya Daud bisa saja mengambil tindakan tegas menyingkirkan mereka satu per satu. Namun ia memilih datang kepada Allah yang adalah harapan, kekuatan & gunung keselamatannya (5-7).
– Ketika jiwa kita berbeban berat, kita menjadi lebih rentan terhadap siasat Iblis. Beban berat, kekuatiran, ketakutan, kepahitan, kesusahan, pikiran negatif, rasa bersalah atau nafsu adalah sejumlah senjata favorit yang digunakan Iblis untuk menyerang kita. Kita membutuhkan tempat yang memberi kita keteguhan hati dan perlindungan. Dengan berlindung di dalam Allah, kita bisa menaklukkan Iblis yang mencoba untuk mmpengaruhi hati & pikiran kita.
– Pemazmur di dalam hidupnya menghadapi banyak kesusahan & masalah yang datang dari para musuhnya yang adalah orang-orang terdekatnya. Ancaman musuhnya membuat pemazmur takut (64:2-3). Ia menggambarkan perbuatan musuhnya seperti panah, ini mencirikan orang yang memiliki perilaku yang tidak terduga & berbahaya. Bahkan ia juga menggambarkan musuhnya sebagai orang yang akan menghadirkan bencana tak terhindarkan (6). Dengan demikian, masalah yang dihadapi pemazmur bukanlah masalah sepele, melainkan masalah berat.
– Tapi pemazmur memiliki keyakinan kepada Allah & perbuatanNya (2, 8-10), bahwa Allah tidak akan tinggal diam terhadap orang jahat & fasik. Allah akan membalikkan semua perbuatan mereka. Setiap orang yang melihat perbuatan Allah akan menjadi takut kepada-Nya. Pada akhirnya, pemazmur memiliki mood sukacita & memuji Allah karena perbuatanNya & perlindunganNya (8-11).
– Saat kita menghadapi masalah yang membuat perasaan menjadi takut & cemas, berserulah dalam doa. Yakinlah bahwa Allah akan menolong kita. Dengan begitu, sukacita pun timbul dalam diri kita. Apapun keadaannya janganlah menjadi alasan bagi orang percaya untuk tidak bersukacita, karena sukacita orang percaya tidak bergantung kepada apa pun yang bersumber dari dunia ini. Tapi orang benar akan bersukacita karena TUHAN & berlindung pada-Nya, semua org yang jujur (yang tulus hatinya) akan bermegah di dalam Tuhan (64:11).
– Setiap orang yang datang kepada Kristus akan mendapat kelegaan, ketenangan & kekuatan yang sempurna.