Pembacaan Alkitab Tgl 2 Oktober 2018

2 Samuel 19,20,21

– Sikap Daud terhadap Simei yang sebelumnya pernah mengutuknya patut kita teladani. Daud tidak mendendam & bahkan mmperlakukannya dengan baik.

– Sikap negarawan juga ditunjukkan Daud, yang demi keutuhan bangsanya, bersedia memaafkan para pemberontaknya & melupakan pemberontakan itu.

– Kita diingatkan pentingnya memelihara sikap berhikmat & tulus dalam menghadapi berbagai perkara. Ketulusan perlu agar kita senantiasa mengandalkan Tuhan & bermotivasi menyenangkan Tuhan, sehingga keputusan kita lahir dari hikmat Ilahi yang Tuhan karuniakan kepada kita.

– Barzilai juga adalah seorang yang patut kita teladani. Di masa tuanya, ia punya kesempatan luas untuk bersantai menikmati sisa hidup, tapi ia memberi teladan kesetiaan & kemurahan dengan berinisiatif menyediakan kebutuhan raja beserta rakyat yang mengikutinya saat dalam pelarian. Dan ketika situasi negeri membaik, raja Daud berniat mengajaknya ikut ke istana (19:33), tapi ia menolak & memberi kesempatan itu bagi generasi yang lebih muda untuk berkarya (37).

– Pelayanan Barzilai menjadi teladan bagi kita semua bahwa Tuhan tetap ingin memakai kita meskipun kita sudah memasuki masa pensiun kelak. Tetaplah menjadi pelayan-Nya yang setia & rendah hati.

– Setelah kesatuan bangsa Israel hampir porak poranda oleh pemberontakan Absalom, ternyata kesatuan yang diharapkan pulih itu kembali dikacaukan oleh Seba yang menghasut untuk menjatuhkan kerajaan Daud. Kasus Seba ini seperti mengulang kasus Absalom yang juga menggunakan pengaruhnya untuk memecah bangsa. Maka Yoab pun maju untuk menyingkirkan penghasut yang menciptakan perpecahan & membahayakan keutuhan negara. Tindakan pertama Yoab ialah menyingkirkan Amasa yang tidak bertanggung jawab, sehingga membuat Seba hampir berhasil memobilisasi para pemberontak menjadi kekuatan yang berbahaya. Syukurnya, Yoab berhasil menyingkirkan Seba & orang-orang yang membantunya. Perpecahan atau perang saudara pun berhasil dicegah.

– Perpecahan adalah hal yang sangat membahayakan. Jika di dalam gereja Tuhan terdapat perpecahan, ini tentu akan menyakitkan bagi kedua kubu yang bertikai. Terlebih dari itu, gereja tidak dapat menjadi terang dunia & bahkan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Jauh lebih baik & indah jika kita menciptakan persatuan kasih di dalam gereja, & menjauhkan sifat & sikap saling iri & benci yang akan menciptakan perpecahan.

– Kelaparan kembali melanda Israel selama 3 tahun. Setelah Daud meneliti dengan saksama, diketahui ini disebabkan oleh kesalahan besar yang telah diperbuat Saul kepada orang-orang Gibeon. Daud segera memberi perintah agar perkara ini diselesaikan.

– Di dalam hidup bermasyarakat & bergereja, kita hendaknya menabur kebaikan. Tuhan Yesus sudah memberikan perintah kepada kita untuk dapat menjadi terang dengan menaburkan kebaikan bagi sesama. Janganlah kita menaburkan benih kebencian seperti yang telah diperbuat Saul.

– Daud di masa tuanya masih harus menghadapi banyak peperangan. Karena faktor umur, fisiknya menjadi lemah & letih lesu, tapi ia tetap beroleh kemenangan karena ada yang menopangnya. Yang membantunya mengalahkan semua raksasa tersebut adalah anak buah yang menyertainya.

– Daud adalah seorang raja, jika ia dikalahkan maka seluruh kerajaan harus tunduk kepada musuh. Para pengikut & pahlawan-pahlawan Daud tidak menghendaki seperti itu. Mereka memahami posisi Daud. Mereka tidak mementingkan diri sendiri, mereka mementingkan keadaan Daud saat itu, mereka lebih mementingkan kepentingan bersama, yaitu kepentingan kerajaan. Itulah kekuatan sebuah tim. Yang lemah menopang yang lain.

– Kita membutuhkan orang lain untuk menopang kita. Kita belajar untuk mementingkan keadaan teman kita. Menopang dalam doa, kasih & penghiburan adalah karakter Kristus. Tidak selalu kita sendiri yang harus menghadapi raksasa-raksasa yang ada, namun kadang Tuhan memberikan teman-teman untuk membantu kita mengalahkan para raksasa kita!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *