– Lewat Mazmur 5, kita bisa belajar pentingnya doa pada pagi hari. Mengucap syukur atas segala berkat Tuhan yang dialami, mengingat kembali Firman Tuhan & waspada diri agar tidak sampai jatuh ke dalam dosa, mengampuni & melupakan kesalahan-kesalahan orang & meminta penyertaan Allah dlm hidup. Daud dengan setia sungguh-sungguh berdoa kepada Allah & di hidupnya penuh dengan kegemilangan & keberhasilan.
– Jangan pernah takut & khawatir, walaupun serangan musuh iman kita kadang tajam bagaikan pisau yang berupaya membedah & membongkar kehidupan kita. Tuhan tahu membela para hamba-Nya yang setia yang dengan tulus melaksanakan tugas panggilan pelayanan.
– Mari kita meneladani Pemazmur, yang di tengah ketakutan & pergumulannya dengan dosa tidak menjauh dari Tuhan, ia justru memilih mendekat kepada Allah, bersedia terbuka kepadaNya, mengakui kesalahan & dosanya (38:4-6, 19), & dengan rela menerima segala penderitaannya sebagai cara Allah menyucikannya dari dosa. Ia tidak berhenti berharap kepada Allah (16).
– Jangan pernah hidup menjauh dari Tuhan! Berserulah kepada-Nya & tetaplah berharap pada pertolongan-Nya! Karena IA adalah keselamatan kita.
– Dalam mazmur 41, kita mengetahui Daud mengalami 2 penderitaan secara bersamaan yang tidak mudah dijalani yaitu penderitaan karena sakit penyakit & pengkhianatan oleh orang-orang terdekatnya. Tetapi Daud di saat seperti itu tetap berserah penuh kepada Tuhan. Bagi Daud, tidak jadi soal seberapa parah sakit yang dialami, seberapa besar kejahatan yang dirancangkan para musuhnya, & seberapa menusuk pengkhianatan yang dilakukan oleh sahabat karibnya. Selama Tuhan masih besertanya, ia dapat bertahan.
– Jangan takut apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Selama Tuhan masih beserta kita, tidak ada sesuatu pun yang dapat menjatuhkan kita. Jalanilah hidup dalam ketulusan & kepercayaan penuh kepada Tuhan, maka IA akan menegakkan langkah kaki kita.
– Mazmur 42 menunjukkan bahwa jiwa Pemazmur sedang begitu tertekan & gelisah. Begitu berat beban hidupnya sehingga kerinduan Pemazmur akan pertolongan Tuhan dikatakan bagai rusa kehausan yang merindukan sungai yang berair. Lihatlah bahwa di tengah tekanan berat dalam jiwa seperti itu, Pemazmur masih bisa berpikir positif & memfokuskan diri kepada Tuhan semata, bukan kepada tekanan-tekanan berat hidupnya. “Berharaplah kepada Allah!” itu seruan Pemazmur yang terus mengingatkan jiwanya, mengendalikan jiwanya agar tidak padam & menyerah.
– Kita harus mampu mengendalikan jiwa kita, terutama dalam kondisi tertekan & gelisah agar tidak melupakan Tuhan. Tetap bersyukur & terus berpegang kepada Tuhan Sang Penolong kita yang pasti akan mengulurkan tanganNya pada suatu ketika. Akan sangat berbahaya jika kita membiarkan jiwa kita tidak terkendali, oleh sebab itu kita harus mampu menjaga jiwa kita untuk tetap mngingat segala kebaikan Tuhan, kesetiaan & kasihNya kepada kita. Dia akan memberikan jalan keluar, sehingga kita dapat menanggungnya.
– Terus bersabar & terus berdoa! Jika di saat-saat tenang kita dapat bersyukur, di saat tekanan sedang berat-beratnya menimpa, kita justru harus lebih banyak lagi bersyukur. Dan percayalah pada saatnya nanti, Tuhan akan datang mengangkat kita keluar dari beban-bebam seberat apapun. Mengapa harus tertekan, wahai jiwaku? Ada Allah yang begitu mengasihi kita. Berharaplah selalu kepada-Nya! Berharaplah terus kepada Tuhan dalam keadaan apapun!