– Setelah Raja Daud menjadi tua sehingga kondisinya tidak memungkinkan dirinya menjalankan pemerintahan dengan baik, ia segera mengangkat Salomo untuk menggantikannya sebagai raja Israel (23:1). Untuk memastikan segala sesuatu akan berjalan lancar, Daud mengumpulkan segala pembesar Israel, para imam & orang-orang Lewi (2), berkenaan dengan tugas orang-orang Lewi untuk melayani di Bait Suci (24).
– Meski bukan Daud yang akan membangun Bait Suci, tetapi harus diakui bahwa dirinya juga mengambil andil yang besar di balik pembangunannya. Ia bukan hanya mempersiapkan bahan baku, tetapi juga mengatur tugas-tugas kaum Lewi dengan detail dalam hal pelayanan Bait Suci.
– Raja Daud bukan hanya memikirkan pembangunan fisik Bait Allah, tetapi dia melangkah lebih jauh, yaitu memikirkan kehidupan rohani bangsa Israel, yang memiliki identitas sebagai umat pilihan Allah.
– Bait Allah yang akan dibangun & ibadah yang diselenggarakan di dalamnya adalah bukti nyata pemerintahan Allah di Israel. Oleh karena itu, Raja Daud mempersiapkan orang-orang Lewi untuk melakukan tugas sebagai suku yang telah dipilih Allah secara khusus untuk melayani Tuhan.
– Raja Daud sungguh-sungguh belajar untuk menaati Allah. Ia memberi perintah terhadap orang Lewi dengan menyebut per nama & per keluarga supaya mereka mengingat tugas utama mereka, yaitu menyelenggarakan ibadah di rumah TUHAN.
– Dunia kita hari ini merupakan zaman yang mementingkan penampilan fisik. Dalam kondisi seperti itu, kita tidak boleh lupa bahwa kehidupan kerohanian kita harus terus dibangun karena kita adalah umat Allah. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa membangun kehidupan kerohanian adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan. Ingatlah bahwa bukti kasih kita yang nyata kepada Allah adalah bila kita melakukan perintah-Nya.
– Sistem pengaturan tentang para pemimpin yang melayani ibadah dalam Bait Suci bukan kemauan Daud, melainkan kehendak Tuhan (24:19). Itu sebabnya metode penetapannya berdasarkan undian sehingga hasil akhirnya dapat diterima oleh semua pihak.
– Dipilih atau tidak, bukan masalah suka atau tidak suka. Sebab di balik semuanya ini, Tuhan sebagai Hakim yang membuat keputusan & di hadapan Tuhan, semua orang adalah setara & sederajat.
– Jabatan sebagai pemimpin dalam pelayanan merupakan tugas yang berat & tidak dapat dipandang remeh. Sebab mereka bertanggung jawab kepada Tuhan. Karena itu, untuk setiap pemilihan harus kita sikapi dengan serius.
– Satu hal utama yang harus tertanam kuat dalam benak kita adalah pelayanan di gereja adalah milik Tuhan. Kita harus belajar menaklukkan pikiran & perasaan kepada kehendak Allah. Karena itu, sebelum pemilihan & penetapan pejabat gereja, sudahkah kita menggumulkannya dalam doa & mendoakannya agar jemaat diberi hikmat supaya dapat memilih orang-orang yang diperkenan Tuhan?
– Marilah kita berdoa agar gereja diberi kebijaksanaan untuk merekrut & mengorganisasi para pelayan Tuhan dengan baik. Sementara kita sendiri juga perlu memiliki kerelaan untuk melibatkan diri dalam pelayanan sesuai dengan talenta & kemampuan kita.