– Sang Pemazmur pernah mengalami kondisi hidup yang sangat sulit. Ada sekelompok orang yang berupaya menghancurkannya, mereka digambarkan dengan singa buas yang memiliki taring yang tajam seperti tombak & panah serta lidah bagaikan pedang (57:5).
– Kesukaran yang dialami hampir saja membuat imannya goyah. Di tengah tekanan para musuhnya, ia memilih mengarahkan hati & jiwanya kepada Allah & memohon belas kasihanNya, percaya bahwa Allah akan mengirim pertolongan & menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya (2-3). Dalam keyakinannya, Allah hadir & menjawabnya.
– Lewat pertolongan Tuhan, Pemazmur menemukan kasih setia & kebenaran Allah (4). Tidak heran apabila ia dapat bernyanyi, bersyukur, & bermazmur bagi Allah (8-10). Dengan cara itu, ia mengumandangkan kemasyhuran, kemuliaan, kasih setia, & kebenaran Allah yang melampaui kekuasaan yang ada di muka bumi (6, 11).
– Allah yang kita kenal dalam Kristus bukan hanya Allah yang peduli, tetapi juga senantiasa bersama dengan kita. Semua kesukaran hidup yang kita alami tidak lebih besar daripada kasih setia-Nya. Arahkanlah hati kita kepada Tuhan, maka IA akan menolong kita.
– Mazmur 95 merupakan mazmur puji-pujian & juga panggilan beribadah serta persiapan untuk memasuki bait Allah yang memberikan suatu pengajaran agar tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.
– Alasan mengapa umat harus bersorak-sorai & sembah sujud kepada Allah karena keselamatan hanya pada Dia yang menciptakan segala sesuatu & menggembalakan umat kepunyaanNya dengan segala perlindunganNya.
– Mazmur ini mengingatkan kita bagaimana sikap ataupun respon nenek moyang umat Israel ketika dipadang gurun terhadap keselamatan & perlindungan Tuhan pada mereka.
– Kita dapat belajar dari umat Israel dalam menanggapi karya keselamatan Allah, mereka tidak mampu merespon & menghayati perbuatan Allah secara menyeluruh, mereka hanya melihat perbuatan Allah hanya dari satu sisi saja yaitu melihat kondisi/situasi tanpa iman pada Allah. Sungut-sungut & kekhawatiran menjadi bahagian hidup mereka sehingga tidak melihat hidup dengan iman.
– Kepada kita telah dianugerahkan iman di dalam Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan dari Allah. Kita juga dimampukan untuk melihat realitas kehidupan ini akan janji keselamatan dari Tuhan.
– Buka hati untuk suara Tuhan & jalani hidup berdasarkan pada seruan FirmanNya. Biarlah hidup kita menjadi pujian syukur kepada Allah & tidak menjalani ibadah yang hanya rutinitas saja yang tidak berdampak, namun ibadah yang menjadi daya dorong yang kuat untuk melakukan Firman Tuhan.
– Kita sikapi hidup dengan iman kepada Tuhan Yesus & bukan dengan kekuatan manusia apalagi dengan sungut-sungut & kekhawatiran. Karena keselamatan kita adalah di dalam Nama Tuhan yang menciptakan langit & bumi, maka kita tidak perlu takut & kuatir, kita dapat hidup dengan sukacita & damai sejahtera penuh.