– Melalui sikap hidup raja Salomo, ratu Syeba & bangsanya yang semula tidak mengenal Tuhan Allah menjadi mengenal Tuhan Allah-nya Israel. Secara tidak langsung raja Salomo sudah memperlihatkan kebaikan Tuhan melalui sikap hidup & pemerintahan yang dipimpinnya. Melalui sikap hidup Salomo, Tuhan di kenal dan disembah bangsa lain.
– Hal yang sama berlaku juga atas kehidupan kita. Orang yang ada di sekitar kita harus merasakan manfaatnya bergaul dengan seorang yang menyebut dirinya kristen dan bukan sebaliknya. Itu berarti, di mana pun kita berada kita perlu menunjukkan kebaikan hati kita.
– Perbuatan kita kepada sesama merupakan cerminan dari kasih & pengenalan kita kepada Kristus. Sikap hidup kita merupakan kesaksian & pemberitaan firman kita kepada sesama.
– Setiap hari kita memberitakan tentang Tuhan kepada orang lain melalui sikap hidup kita. Apakah setiap orang yang kita jumpai dapat merasakan kasih Tuhan serta memuji & memuliakan Tuhan itu sangat bergantung pada isi khotbah kehidupan kita.
– Siapa kita jauh lebih penting dari sekedar penampilan luar yang kita perlihatkan. Kita dapat membawa seseorang kepada Kristus jika memancarkan terangNya melalui kebaikan yang kita perlihatkan.
– Keselarasan perkataan dan perbuatan kita setiap hari, sebagai cerminan persekutuan kita dengan Yesus, adalah melodi yang indah di telinga orang-orang yang belum mengenal Kristus sehingga melalui perbuatan baik yang kita lakukan kita dapat memuliakan Kristus dan membuat sesama memuji dan memuliakan Tuhan kita.
– Di dalam hidup ini kita dapat memilih untuk menjadi terang & teladan bagi orang lain atau sebaliknya. Pilihan hidup orang beriman ialah tentu menjadi terang dan teladan.
– Kita adalah surat Kristus yang terbuka. Setiap hari kita menuliskan injil bagi sesama atau kabar buruk bagi setiap orang yang ada di sekitar kita.
– Belajar dari kisah Salomo, kita perlu membangun diri kita agar menjadi sarana di mana orang lain mengenal Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus.