– Sebagai raja yang mengasihi Tuhan, Yosafat mendorong rakyatnya untuk hidup benar. Untuk menjalankan pemerintahan yang benar, ia mengangkat hakim-hakim (19:5), disertai instruksi penting yaitu mereka harus bekerja berdasarkan rasa takut akan Tuhan, setia, & tulus (9).
– Orang yang hidup mengasihi Tuhan biasanya akan mendorong orang-orang lain di sekitarnya untuk juga hidup mengasihi Tuhan. Hal inilah yang terjadi pada Yosafat. Bagi Yosafat, bekerja harus dilakukan untuk Tuhan bukan kepada manusia. Sebab itu, orang tidak boleh bekerja demi kepentingan diri sendiri semata, melainkan untuk kemuliaan Tuhan.
– Dan segala sesuatu yang dilakukan untuk kemuliaan Tuhan harus dilakukan dengan benar dan kudus. Tak ada tindakan apa pun yang boleh mencemari kebenaran dan kekudusan suatu pekerjaan.
– Orang harus bekerja dengan rasa takut akan Tuhan. Dengan demikian berbuat curang, berlaku tidak adil, dan menerima suap seharusnya tidak ada dalam kamus orang-orang yang hidup dan bekerja bagi Tuhan, apa pun bidang kerjanya. Setiap pekerjaan harus kita lakukan dengan setia.
– Sikap hidup Yosafat yang takut akan Tuhan & kesediaannya untuk hidup menurut hukum Tuhan menjadi kekuatan bangsanya.
– Kekuatan perang Yosafat yang semakin besar mendorong bangsa Moab bersekutu dengan Amon, ditambah lagi pasukan orang Meunim untuk menyerang kerajaannya (20:1).
– Armada perang musuh yang besar menggentarkan Yosafat (2). Rasa takut membuat Yosafat memerintahkan seluruh bangsa mencari pertolongan Tuhan dengan cara berpuasa dan berdoa bersama-sama (3-13). Ketakutan Yosafat membawanya datang kepada Tuhan. Karya ajaib Tuhan mengubah ketakutan menjadi sukacita & kemenangan.
– Yosafat memimpin pasukannya ke medan perang. Namun barisan depan bukanlah pasukan berkuda, pemanah atau bertombak, melainkan kaum Lewi yang menyanyikan puji-pujian (19, 21, 22). Nyanyian syukur dan puji-pujian yang nyaring disuarakan. Tuhan menghadang musuh, dan terjadilah kekacauan, mereka malah saling membunuh satu sama lain (22-24). Musuh pun kalah. Yosafat tampil sebagai pemenang dengan diiringi sukacita dan nyanyian pujian.
– Pujian adalah cara berdoa yang paling efektif. Nyanyian syukur dan pujian mengajak umat mengarahkan diri kepada Tuhan. Persekutuan dengan Tuhan mengubah rasa takut menjadi keyakinan bahwa Tuhan pasti menyertai umat-Nya.
– Keberanian dan ketaatan Yosafat maju berperang menjadi sarana karya Tuhan yang mengalahkan musuh dinyatakan. Karena itu, medan perang lalu dinamai menjadi Lembah Pujian (26). Tuhanlah yang berperang melawan musuh-musuh Israel dan menjadikan kerajaan negeri lain dihinggapi perasaan takut.
– Takut akan ancaman musuh, atau karena beban persoalan hidup semestinya mendorong kita datang merendahkan diri dan memuji Tuhan. Hasilnya adalah pertolongan Tuhan. Takut adalah tanda tidak percaya. Apa yang perlu kita lakukan hanyalah mempercayai Tuhan secara penuh dan mulai memujiNya.
– Hari ini kita bisa mulai melakukannya. Berikan puji-pujian kepada Tuhan, nyanyikanlah disertai iman & semua itu akan mematahkan masalah apapun yang tengah kita hadapi saat ini. Bernyanyilah bagi Tuhan, dan kita akan melihat bahwa tidak satupun dari musuh atau masalah yang berpeluang sama sekali untuk meruntuhkan kita.
Merry Christmas all