Pembacaan Alkitab Tgl 7 Desember 2018

Pengkhotbah 910

– Menurut Pengkhotbah, hidup di tengah dunia yang berdosa ini penuh dengan penderitaan & jerih payah. Akhir hidup manusia, baik orang benar maupun orang fasik, semuanya menuju kematian (3).

– Pengkhotbah menekankan kepada kita betapa berharganya kehidupan. Orang yang hidup harus tahu bahwa mereka akan mati suatu hari kelak, sehingga harapan untuk mengubah “upah” mereka adalah ketika mereka masih hidup.

– Suatu kesempatan dimungkinkan saat seseorang masih bernafas. Inilah sebabnya mengapa hidup begitu berharga dan tidak ada kata “terlambat” untuk melakukan sesuatu atau bertobat dari perbuatan jahat.

– Orang benar juga harus menikmati hidup dengan orang-orang yang dikasihinya karena hidup ini singkat. Jika Allah berkenan akan perbuatan kita maka ada “bahagian” kita dalam hidup & usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari (8-9). Karena itu, kita harus sekuat tenaga melakukan segala sesuatu yang perlu dilakukan sebab tidak ada kesempatan setelah manusia meninggal (10).

– Hidup sangat singkat dan berharga. Jika kita masih hidup dalam kebebalan, bertobatlah dari kefasikan kita selama masih ada kesempatan untuk mengubah “upah” kita di surga.

– Nikmatilah kehidupan yang diberikan Allah sebagai upah buat kita. Jangan membuang kesempatan yang ada dalam hidup yang singkat & berharga ini.

– Kesabaran semakin langka pada zaman serba instan ini. Teknologi menawarkan membuat segala sesuatu jadi cepat & praktis. Hal ini juga mempengaruhi sikap kita kepada orang lain & juga kepada Tuhan, membuat kita menjadi tidak sabar & hidup dalam ritme dunia yang serba tergesa-gesa.

– Pengkhotbah menegaskan bahwa ketidaksabaran merupakan sebuah tanda kebodohan yang dapat mengakibatkan berbagai hal buruk. Sebaliknya, kesabaran dapat mencegah kesalahan besar.

– Sabar berarti tetap tenang & tabah menghadapi sesuatu atau seseorang. Sifat sabar dikembangkan melalui sebuah proses yang panjang, yaitu karya Roh Kudus dalam diri orang percaya.

– Sabar bukan berarti pasif dan acuh tak acuh, melainkan memberi kesempatan lebih banyak kepada diri sendiri untuk menelaah & menyiapkan tindakan terbaik dalam situasi apa pun. Marilah belajar untuk bersabar!

– Pengkhotbah melihat bahwa hikmat memiliki kelemahan & keterbatasan. Hikmat orang miskin memiliki banyak keterbatasan. Meski hikmat yang diberikan orang miskin berguna dan menguntungkan, namun ia segera dilupakan (14-15). Sering kali hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar (16).

– Setetes kebodohan dapat merusak segala hikmat dan kehormatan. Jika kita telah melakukan segala sesuatu dengan benar, tetapi ketika ada sedikit kesalahan yang dilakukan maka hasil baik yang dilakukan jadi lenyap seketika.

– Jerih payah orang bodoh melelahkan dirinya karena ia tidak tahu apa-apa (15).

– Hikmat manusia memiliki batasan. Manusia tidak dapat mengatasi segala persoalan tanpa campur tangan Tuhan. Marilah kita tetap mengejar hikmat, walau menyadari keterbatasannya karena kita tidak dapat lebih hidup dengan baik tanpa hikmat dari Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *