– Pengkhotbah 11 mengungkapkan tentang menabur kebaikan yang perlu dilakukan kepada sebanyak mungkin orang, agar sementara waktu berjalan, kebaikan itu terus mengalir.
– Ada kalanya kebaikan itu bisa “kembali” kepada kita yang sudah memulainya. Itu bisa segera terjadi, atau lama sesudah kita menabur kebaikan tersebut. Tentunya kita bukan bermaksud melakukan kebaikan sambil mengharapkan pahala.
– Pengkhotbah berpesan bahwa justru karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi esok, kita tidak boleh menunda berbuat kebaikan. Teruslah menabur kebaikan dengan rajin (11:4, 6). Biarlah kebaikan itu terus tersalur seperti mata rantai & mewarnai dunia dengan kasih.
– Walau ada kalanya ketika kita melakukan kebaikan kita disalahpahami orang, tidak dianggap & bahkan dapat melukai hati kita. Tapi Tuhan ingin kita tetap melakukan kebaikan.
– Kitab Pengkhotbah sarat dengan renungan dari seseorang yang sudah menjalani kehidupan dalam segala kelimpahan harta benda, pengetahuan, dan pengalaman hidup. Kehidupan yang penuh pasang surut dan berakhir pada kesimpulan bahwa kehidupan yang dijalani tanpa disertai rasa takut akan Tuhan, semuanya adalah kesia-siaan belaka.
– Pengkhotbah mengajak kita agar tidak melandaskan nilai-nilai kehidupan pada pencarian dan kenikmatan kekayaan dunia serta pemuasan ambisi pribadi semata. Kesejatian hidup tidak terletak pada semuanya itu.
– Melalui deretan catatan fakta, kumpulan nasihat bahkan sindiran (11:9-10) dia meneguhkan pesannya bahwa kesejatian hidup terletak pada pengenalan akan Allah dan firman-Nya (12:1). Tidak ada hal terbaik dalam hidup manusia yang menghadirkan sukacita, kegembiraan dan kepuasan hidup selain dari pengenalan akan Allah.
– Seluruh kepenuhan hidup terletak pada relasi yang dibangun oleh seseorang dengan Allah di mana hal itu akan mengantarnya kepada kesukaan akan perintah-perintah-Nya, bukan beban.
– Solusi kehidupan bukan terletak pada hidup itu sendiri, melainkan kepada Allah. Penutup Kitab Pengkhotbah membrikan kita jawaban tentang apa yang harus dilakukan, yaitu takut akan Allah dan berpeganglah pada perintah-Nya. Sebab, Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan, entah itu baik atau entah itu jahat (13-14).
– Intinya, kita tidak perlu memikirkan apa yang tidak bisa kita kontrol dan selami. Percaya pada pemeliharaan Allah. Hiduplah takut akan Allah dan nikmatilah jerih payah kita yang adalah pemberian Allah kepada setiap masing-masing kita.