Pembacaan Alkitab Tgl 17 Januari 2019

Amos 67

– Tuhan memberi peringatan keras kepada bangsa Israel (Samaria & Yehuda) melalui nabi Amos, di mana mereka sudah berpuas diri dengan keberadaan mereka saat itu, berpikir bahwa keberhasilannya secara materi merupakan bukti bahwa mereka hidup di bawah berkat Tuhan. Mereka merasa aman di Sion dan merasa tenteram di gunung Samaria serta mengandalkan orang-orang terkemuka.

– Sion adalah kota yang menjadi pusat peribadatan bagi bangsa Yehuda, di mana mereka biasanya melakukan ritual agama & mempersembahkan korban. Mereka berpikir dengan melakukan segala kegiatan agama & ibadah mereka telah berkenan di hadapan Tuhan. Sayang sekali, Tuhan tidak berkenan sebab ibadah mereka hanyalah sebuah ritual agama yang rutin atau kebiasaan saja, tanpa disertai pertobatan sejati. Segala ibadah yang disertai motivasi tidak benar, yang tidak disertai ketaatan, hanya supaya dipuji & dihormati manusia adalah sia-sia di hadapan Tuhan. Ibadah yang demikian merupakan kebencian bagi Tuhan.

– Ibadah yang sesungguhnya adalah yang berkenaan dengan ketaatan kita melakukan firman Tuhan. Ingat! Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan kegiatan rohani kita apabila hal itu tidak disertai dengan ketaatan kita dalam melakukan kehendakNya.

– Sedangkan Samaria adalah ibukota kerajaan Israel bagian utara yang merupakan lambang kemakmuran dan kekuasaan.  Ketika itu orang-orang di Samaria berlimpah harta & kekayaan. Sayang, dengan kekayaan yang dimiliki mereka bertindak semena-mena terhadap sesamanya.

– Bangsa Israel merasa tenteram karena memiliki harta/materi yang berlimpah. Padahal firman Tuhan jelas mengingatkan agar kita jangan bersandar dan mengandalkan kekayaan. Kita harus selalu waspada supaya hati kita jangan terpaut pada kekayaan. Amos mengingatkan: daripada hidup berbahagia dengan segala kemewahan materi, lebih baik bangsa Israel meratapi dosa-dosanya dan segera bertobat sebelum malapetaka datang menimpa mereka.

– Jangan mengeraskan hati bila diperingatkan, sebab Tuhan tidak ingin kita binasa. Orang-orang yang berharap kepada kesementaraan, kekayaan maupun kekuatan dalam sekejap semuanya bisa lenyap & kita akan kecewa, hanya Allah saja sumber pengharapan kita yang sejati.

– Inti pemberitaan Amos niscaya membuat bangsa Israel resah, tidak ada seorang pun yang suka jika kesalahan atau perbuatan dosanya dibongkar. Amos sendiri hanya menaati perintah Allah yang menyuruhnya pergi ke Israel. Ia tidak sedang mencari untung melalui nubuat-nubuatnya; ia bukan nabi profesional, yang bernubuat di istana raja dan mendapat uang dari kerajaan.

– Karena itu ia mendapat penolakan dari Amazia, imam di Betel, atas pemberitaannya. Amazia tidak mau mengerti bahwa pemberitaan hukuman ini merupakan akibat langsung dari dosa-dosa Israel terhadap Allah, yaitu mereka yang menginjak-injak keadilan dan kebenaran Allah. Sebagai imam, Amazia tak lagi mewakili umat di hadapan Allah, tetapi sekadar pemasok kebutuhan religius saja bagi orang Israel, religiositas yang palsu & jelas-jelas ditolak oleh Allah.

– Jika teguran Allah datang, kita harus peka & siap menerima, baik itu disampaikan Allah melalui orang lain maupun melalui pembacaan firman secara langsung. Teguran tak boleh kita anggap penghinaan, tetapi suatu kesempatan dari Allah untuk kita bertobat, bahkan biarpun penghukuman itu tetap datang pada akhirnya.

– Kita perlu bercermin pada teguran karena kita manusia yang tidak sempurna. Janganlah mengeraskan hati & merasa tidak senang ketika kita mendapat teguran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *