– Nats dalam kitab Tawarikh yang kita baca pada hari ini menyoroti keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin di dalam relasinya dengan Allah. Keberhasilan seorang pemimpin bukan hanya bergantung kepada kepintaran, kekuatan, kecakapannya, atau kekayaannya saja, tetapi yang terutama adalah orientasi & kesetiaannya kepada TUHAN.
– Yotam menjadi kuat karena ia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan(6) & melakukan apa yang benar di mata TUHAN (2). Ia menjadi raja pada usia 25 tahun. Dengan usia yang relatif muda ia berhasil membawa kemajuan pesat bagi negaranya, & membawa bangsanya mengalami keberhasilan dalam politik & militer, serta hidup dalam keadaan makmur dan sejahtera. Ia banyak melakukan pembangunan, termasuk mendirikan Pintu Gerbang Tinggi di bait Allah. Hidupnya berorientasi kepada TUHAN, memuliakan-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepadaNya, sebab ia tahu bahwa Tuhanlah sumber segala berkat, kuasa & perlindungan.
– Hidup raja Yotam memang terbilang singkat, hanya 41 tahun, tetapi selama hidupnya ia berbuah banyak bagi Allah. Kehadirannya di dunia ini benar-benar memberi dampak bagi pemerintahannya.
– Dari kisah raja Yotam, kita belajar bahwa yang penting bukan berapa lama kita hidup, melainkan bagaimana kita hidup. Apakah ada kualitasnya & manfaatnya bagi sesama? Apakah Allah dimuliakan melalui kita? Mari kita, berapa pun usia kita, memasuki tahun baru ini dengan semangat untuk selalu hidup bagi kemuliaan-Nya!
– Orientasi kepada Tuhan dan melakukan apa yang benar di hadapan-Nya ternyata sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan ataupun kegagalan kita.
– Ingatlah selalu bahwa keberhasilan kita bukan hanya bergantung kepada kepintaran, kekuatan dan kehebatan kita, melainkan bergantung pada berkat Allah saja. Hanya Dialah yang sanggup mengangkat atau menurunkan, memberkati atau menghancurkan kita.