– Yeremia mengungkapkan segala patung berhala buatan manusia sesungguhnya tidak dapat dibandingkan dengan Tuhan satu-satunya yang berkuasa atas segala ciptaan dan satu-satunya yang patut dipuji & disembah oleh semua bangsa.
– Sesungguhnya bangsa Israel tidak perlu ragu lagi akan kemahakusaan Tuhan apabila mereka sungguh-sungguh percaya & taat kepada Tuhan. Mereka tidak perlu bersusah membuat patung dan semua berhala kesia-siaan untuk disembah. Sesungguhnya manusialah yang bodoh & dungu apabila mereka membuat & kemudian berharap banyak pada benda mati buatan tangannya sendiri.
– Akibat dosa ketidaktaatan akan perintah Tuhanlah yang membuat umat Tuhan berpaling dari Dia yang memiliki segala kuasa untuk mengatur hidup manusia. Inilah tantangan besar yang sedang dihadapi oleh umat Kristen masa kini.
– Kegagalan bangsa Israel untuk setia dan menyembah Allah yang hidup serta menggantikannya dengan berhala kesia-siaan kiranya menolong kita untuk belajar & tetap waspada pada berhala-berhala duniawi yang semakin beragam bentuknya di sekitar kita.
– Perbanyak waktu membaca & merenungan firman Tuhan, naikkan syukur & permohonan dalam doa kita setiap hari kepada Tuhan, mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati & mencari kehendakNya dalam kehidupan sehari-hari di manapun kita berada, itu semua akan menolong kita untuk tetap setia kepada Tuhan Allah kita yang hidup.
– Berulang kali dari generasi ke generasi, umat Allah gagal untuk mendengar & taat (11:8). Mereka mengikuti nenek moyang mereka menyembah allah-allah lain. Meski sudah berulang kali diperingatkan. Faktanya, allah-allah yang disembah oleh umat pada waktu itu sama banyak dengan jumlah kota-kota di Yehuda (13). Tak heran, Tuhan begitu sakit hati sehingga IA akan menimpakan malapetaka atas mereka (18). Malah Yeremia pun dilarang Tuhan untuk mendoakan mereka (14). Ini memperlihatkan bahwa dosa-dosa umat sudah begitu keterlaluan sehingga Tuhan tidak berniat untuk menarik hukuman-Nya. Apa lagi mereka telah bersikap hipokrit, datang ke rumah Allah & merancang kejahatan di sana (15).
– Tuhan memang panjang sabar, tetapi bukan berarti bahwa Dia tidak bisa marah bila umat terus menerus berdosa. Bila kita melanggar ketetapanNya, maka Tuhan akan menerapkan keadilanNya, yang bersalah harus dihukum. Sebelum Tuhan murka dan menjatuhkan hukuman, baiklah kita berbalik dari segala sesuatu yang jahat, yang mungkin terus menerus kita lakukan. Jangan sampai, doa-doa orang yang mengasihi kita agar kita bertobat, tidak lagi didengarkan Tuhan karena kedegilan hati kita.
– Yeremia senantiasa taat kepada firman Tuhan. Dalam bagian ini, ia diutus untuk menyampaikan firman kepada bangsa Yehuda dan penduduk Yerusalem. Nubuatannya keras, karena ia menginginkan bangsanya bertobat & berbalik kepada Allah.
– Sayangnya, harapannya tidak menjadi kenyataan. Firman yang ia sampaikan menimbulkan ketidaksukaan bagi banyak kelompok yang menentangnya, yang kemudian menyusun rencana dan mengancam untuk membunuhnya.
– Mendapatkan ancaman seperti itu, Yeremia tentu bisa kecewa, sakit hati & berusaha membalas. Namun, ia tidak membiarkan hatinya terpengaruh. Ia meneguhkan hati dan menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan yang sanggup membelanya.
– Ketika kita belajar untuk hidup dalam kebenaran firmanNya, mungkin masalah dan tantangan dapat menerpa kita, menimbulkan kekecewaan & sakit hati. Tentu saja, kita tidak perlu membiarkan persoalan tersebut tetap berdiam di dalam hati kita, mencemari hati kita. Kita dapat mengikuti jejak Yeremia, yang tidak mengizinkan rasa kecewa dan sakit hati mengotori hatinya. Ia tahu Tuhan akan menghakimi dengan adil serta menguji batin & hati.
– Untuk menjaga hati kita tetap bersih, kita perlu menyerahkan segala perkara ke dalam tangan Tuhan dan menyerahkan pembalasan kepada DIA yang berhak menjalankannya. Hati kita akan tenang & ada damai sejahtera ketika kita menolak untuk membalas perlakuan buruk yang kita alami. Roh Kudus akan membantu kita!