– Melihat ketidakadilan hidup, kemunafikan & kejahatan yang merajalela membuat nabi Yeremia mengeluh & mengadu kepada Allah (12:1-4). Dia protes, mengapa kehidupan orang-orang fasik bukannya bertambah suram, malah bertambah mujur. Yeremia meminta Allah memberikan keadilan.
– Lalu Tuhan menjawab bahwa apa yang sedang dialaminya adalah seperti berlari dengan pasukan berjalan. Akan tetapi, yang direncanakan Allah baginya adalah agar ia dapat mengimbangi laju pasukan berkuda (5).
– Makna pesan ini adalah: Hidup kita yang sekarang mungkin seperti berlari dengan orang yang berjalan kaki. Kalau begini saja kita telah lelah, bagaimana kita hendak berpacu melawan kuda? Apa yang kita hadapi sekarang mungkin bisa dibandingkan seperti “hidup di negeri yang damai”. Kalau begini saja kita sudah tidak merasa tenteram, lalu apa yang akan kita perbuat jika hidup di hutan belukar?
– Ini adalah tanggapan Tuhan terhadap keluhan nabi Yeremia. Tanggapan yang mungkin juga relevan untuk keluhan-keluhan kita. Hidup ini sulit. Betul! Hidup ini seperti berada di hutan belukar! Hidup ini seperti berpacu melawan kuda! Tetapi, apakah kemudian kita mau menyerah?
– Kita punya beberapa pilihan: hidup dengan buruk, hidup “ala kadar”nya atau hidup dengan sebaik-baiknya. Memberi usaha terbaik yang kita bisa, sebagaimana yang diinginkan Tuhan. Berapa pun harganya. Berapa pun sulitnya. Tetapi, ini sama sekali tidak mudah, karena itu berarti kita harus siap hidup “di hutan belukar” & “berpacu melawan kuda”.
– Walaupun seringkali kita menjadi lelah & merasa tidak tenteram, marilah kita tetap memilih untuk “berpacu melawan kuda”. Bila kita mau menjalani kehidupan yang terbaik, bukan sekadar kehidupan yang mudah, kita tidak akan membiarkan hambatan-hambatan yang ada dalam hidup ini menghentikan langkah kita. Dalam anugerah Tuhan, mari terus melangkah maju, bahkan siap “berpacu melawan kuda”!
– Yeremia 13 berbicara tentang peringatan keras Allah kepada bangsa Israel melalui 2 contoh, yaitu ikat pinggang lenan & buyung anggur.
– Simbol ikat pinggang merupakan lambang kepemilikan & kedekatan Allah dengan Israel (11). Ikat pinggang yang baru memperlihatkan kondisi Israel yang belum ternoda. Lalu ikat pinggang ini dibiarkan menjadi kotor & lapuk. Ini menandakan kegelapan hati bangsa Israel yang semakin parah dan memperlihatkan ketidakmungkinan bagi bangsa Israel untuk berbalik kepada Allah. Jika ikat pinggang ini sudah tidak berfungsi lagi maka yang bisa dilakukan hanyalah dibuang & dihancurkan (1-10).
– Simbol buyung anggur (12-14) menandakan murka Allah yang sudah mencapai puncaknya. Murka Allah ini akan dicurahkan atas seluruh bangsa Israel, tanpa pandang bulu, tanpa merasa sayang & tanpa ampun (14).
– Allah tidak pernah bersikap sewenang-wenang. Sebelum Allah menghukum umat, Allah sudah memberikan peringatan terlebih dahulu & disampaikan berulang kali. Tapi umat terus mengeraskan hati, maka Allah harus menjatuhkan hukuman untuk menegakkan keadilan-Nya. Yang salah harus dihukum!
– Maka jangan mau terus menerus hidup di dalam dosa. Jika kita mendengarkan peringatan Allah, jika kita tahu bahwa yang kita lakukan adalah salah maka segeralah minta ampun dan bertobat. Bagaimana pun Dia adalah Allah yang lembut hati. Bila kita memohon ampun, IA akan mengampuni. Jika bangsa Israel & bangsa yang lain mau bertobat & percaya kepada Allah, maka mereka akan dipulihkan dan mengalami sukacita dalam cahaya kemurahan Allah.
– Jika kita adalah orang yang beriman, maka janganlah berkecil hati. Pada akhirnya, orang yang percaya & taat serta setia kepada Allah akan mendapatkan hasil akhir yang memuaskan!