– Sebelum Allah mengutus Yeremia sebagai “penyambung lidah” Allah, terlebih dahulu Allah menaruh perkataan-perkataanNya dalam mulut Yeremia (1:9). Perkataan yang disertai kuasa, yakni untuk mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, membangun, dan menanam.
– Kuasa perkataan masih relevan untuk kehidupan orang-orang percaya pada masa kini. Melalui perkataan, kita dapat mencabut rasa takut dari anak kita, merobohkan kepercayaan yang salah mengenai sesuatu hal, membinasakan orang yang tidak kita sukai, meruntuhkan semangat, membangun rasa percaya diri, atau menanamkan prinsip kebenaran.
– Sepanjang sejarah, ada banyak peristiwa besar terjadi dimulai dari perkataan. Perkataan yang positif akan berdampak positif, tetapi perkataan yang negatif atau ucapan jahat bisa berdampak sangat mengerikan bagi kehidupan manusia.
– Jika hendak dibandingkan, manakah jenis perkataan yang lebih sering terlontar dari mulut kita? Apakah perkataan kita cenderung bermuatan positif atau negatif, mengandung kebaikan atau kejahatan?
– Tuhan mengutus Yeremia ke tengah-tengah masyarakat pada zamannya yang bobrok dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk dalam bidang keagamaan. Tuhan mengungkapkan kekecewaan hatiNya. Betapa mudah umat yang telah dipilihNya mendua hati. Mereka yang mestinya jadi teladan integritas iman kepada Tuhan justru berpaling mengikuti ilah-ilah lain (8). Para imam & nabi sebagai pemimpin umat juga melakukan pengkhianatan yang sama.
– Pada masa kini, berhala yang membuat kita menduakan Tuhan adalah popularitas, harta, dan kuasa, serta berbagai bentuk “berhala” baru yang sering kali menggeser kedudukan Tuhan dari hidup banyak manusia sekarang. Tanpa kecuali, umat yang sudah ditebus Kristus dan para pemimpinnya pun tidak kebal terhadap godaan ini.
– Betapa menyedihkan bila kita berkompromi dalam iman & integritas demi tawaran yang kerap menjerumuskan kita pada kekacauan & kegalauan. Mari bertobat! Kembalilah bersandar hanya pada Dia!
– Pesan Tuhan melalui Yeremia dengan tajam mengecam pilihan umatNya yang liar, ingin hidup bebas, tidak ingin diperbudak siapapun (2:20, 31). Bagi mereka, beribadah hanya kepada Tuhan dirasakan sebagai belenggu.
– “Iman tanpa perbuatan”, “agama tanpa komitmen”, “kebebasan tanpa tanggung jawab” adalah ilusi yang diminati banyak umat “beragama”
sekarang ini? Sekiranya iman tanpa kesetiaan & ketaatan dimungkinkan, agama seperti inilah yang bakal dianut banyak orang. Itu berarti Tuhan direduksi menjadi berhala yang tunduk pada kemauan kita dan dikendalikan sesuai selera kita!
– Kita seharusnya tidak jatuh pada jenis perhambaan kepada berhala-berhala buatan kita yang melayani kepentingan sesuai selera kita, melainkan kepada Tuhan yang sungguh-sungguh telah memerdekakan kita untuk melayani Dia dengan penuh sukacita.
– Hubungan Tuhan & Israel digambarkan sebagai ikatan suami istri. Gambaran ini sering digunakan untuk
menegaskan hubungan kasih dan kesetiaan antara Tuhan & umatNya. Israel & Yehuda digambarkan sebagai 2 saudara yang sama-sama tidak setia kepada Tuhan. Keduanya berzinah dengan menyembah ilah-ilah lain di bukit-bukit pengurbanan (3:2,6).
– Bagaimana pun, Tuhan yang memanggil Israel adalah Allah yang “pengasih & penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia”. IA tidak selamanya menuntut apalagi mendendam. Oleh kemurahan hati-Nya, IA tetap memanggil umat yang murtad untuk kembali kepada-Nya (3:12).
– Di balik kekecewaan-Nya, selalu terselip pengampunan dan kerinduan untuk merangkul orang berdosa. Firman Tuhan melalui Yeremia mengajak kita kembali pada langkah dasar yang amat menentukan ini. Apakah langkah ini yang akan kita ambil hari ini, yaitu mengakui segala dosa yang kita lakukan? Atau, apakah ada orang lain yang perlu kita doakan dan gugah untuk mengambil langkah kembali kepada Dia Yang Mahakasih?
– Sampai saat ini, kita telah mengenal keselamatan dari Tuhan itu melalui Yesus Kristus, dengan penderitaan dan kematianNya untuk menebus manusia dari kuasa dosa. Kita menerima keselamatan dari Tuhan ketika kita mau mengakui diri sebagai orang yang berdosa & mau meninggalkan dosa melalui tuntunan penebusan Yesus Kristus.
– Tuhan Yesus telah mematahkan dan mematikan kuasa dosa. Namun jika kita melihat kehidupan sekarang ini, semakin banyaknya kejahatan & perbuatan dosa, banyak orang yang tidak lagi takut untuk melakukan dosa. Dosa telah membelenggu manusia dengan begitu kuatnya. Tetapi walau bagaimanapun kekuatan dari dosa itu harus mampu kita lawan dengan sekuat tenaga. Berpeganglah teguh pada Firman Tuhan, iman dan pengharapan serta salib Kristus maka kita akan dapat menang melawannya!