– Yeremia pasal 4 sampai pasal 6, memiliki tema yang sama, yakni penghukuman yang akan datang, dan cara penghukumannya adalah Tuhan hendak memakai peperangan untuk menghukum umat-Nya sendiri yang telah berkhianat dan murtad.
– Karena bencana ini adalah penghakiman Tuhan, mereka yang tidak bertobat tidak dapat bersembunyi (4:5-12)! Penghukuman ini terjadi karena mereka telah berlaku tidak setia, meninggalkan Tuhan & mengkhianatiNya (13-18). Meskipun Yeremia telah berulang kali memperingatkan, memanggil mereka untuk bertobat, tapi tidak ada hasilnya.
– Problem orang Israel ada pada hati, yaitu masalah dari pikiran, kesadaran, perasaan, nilai-nilai & komitmen manusia. Apakah kita sepenuhnya adalah milik Tuhan dalam aspek-aspek ini? Ingatlah bahwa kita tidak hanya telah disunat secara daging, setara dengan baptisan air hari ini & menjadi milik Tuhan, tetapi juga hati kita & seluruh diri kita adalah milik Tuhan. Adakah kita telah berhati-hati untuk menjaga hati kita agar tidak tergoda?
– Hari ini begitu banyak tantangan & godaan, budaya melakukan dosa ada di mana-mana, apakah kita telah meneguhkan hati kita & bersedia untuk berhati-hati atas apa yang kita dengar, lihat, pikir, agar semuanya berkenan kepada Tuhan?
– Nabi Yeremia menyerukan kepada bangsa Israel untuk membuka lahan baru dan ditanami dengan benih-benih firman Tuhan & tidak melakukan dosa, mereka juga harus mempertegas diri untuk beriman hanya kepada Allah sehingga hidup mereka tidak lagi terombang-ambing & mereka kembali dapat hidup di tanah yang telah dijanjikan oleh Allah, yakni tanah yang subur dan makmur.
– Begitu juga dengan kita, Allah menghendaki kita untuk membersihkan diri & pikiran kita agar Firman Tuhan dapat ditanam & bertumbuh dalam hati kita sehingga kelihatan buah iman itu dalam perbuatan baik sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
– Pasal ini juga secara khusus menyebutkan bahwa Tuhan memiliki tuntutan yang lebih tinggi kepada umat-Nya, bahwa mereka harus bersaksi bagi Tuhan kepada seluruh bangsa-bangsa, dan hidup menjalankan kehendak Tuhan.
– Penyebab langsung kehancuran kota Sodom dan hukuman atas Yehuda adalah bahwa tidak ada orang benar atau tidak ada jumlah yang cukup. Apakah kita bersedia membangun orang benar di tempat di mana kita tinggal, menjadi orang yang melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran? Mengajarkan kepada anak-anak kita, demikian juga menjadi teladan & contoh bagi orang-orang sekitar kita.
– Di pasal 6, sang nabi memakai istilah “telinga yang tidak disunat” (6:10) untuk mengumpamakan dosa & kebebalan segenap penduduk Yerusalem (bangsa Yehuda).
– Bangsa ini mengimani bahwa Allah Pencipta dan Pembebas itu layak disembah & ditaati. Akan tetapi, perilaku dan praktek-praktek agamawi mereka bertentangan dengan apa yang mereka imani (6:1-9). Mereka tidak menaati firman Allah bahkan mencemoohnya (6:10). Allah telah mengirim para nabi-Nya dan telah menunjukkan jalan-jalanNya, namun bangsa ini menolak Allah. Telinga & hati mereka lebih menyukai nubuat palsu dan ajaran menipu dari para nabi & imam palsu yang memberitakan damai dan keselamatan yang semu (5:31; 6:13-14).
– Waspadalah terhadap telinga yang tidak bersunat. Banyak mengetahui firman Tuhan saja belum cukup. Yang lebih penting adalah seberapa banyak kita hidup sesuai dengan pengetahuan tersebut. Setiap kali membaca dan mendengar firman Tuhan, berdoalah agar kita memiliki tekad untuk menjadi pelaku firman Tuhan.