Yeremia 38, 39, 40
– Sebagai nabi Tuhan yang menyampaikan nubuat yang diperintahkan Tuhan kepadanya, nubuat yang isi beritanya tidak disukai, Yeremia pun dibenci, dianiaya, ditangkap & dikurung (6).
– Tetapi Tuhan selalu menjaga & menolong setiap nabiNya yang setia. Maka Tuhan memakai Ebed-Melekh untuk menyelamatkan & membebaskan Yeremia.
– Tuhan selalu punya cara ajaib untuk menolong dan menyediakan jalan keluar bagi setiap permasalahan.
– Peristiwa jatuhnya Yerusalem akhirnya menggenapi nubuat yang disampaikan nabi Yeremia sebelumnya, sekaligus membuktikan bahwa ia adalah nabi Tuhan yang sejati.
– Karena raja Zedekia tidak mau percaya dan tidak mau taat mendengarkan perintah Tuhan maka kota Yerusalem akhirnya dibakar dan dihancurkan, para pembesarnya dibantai, dan penduduknya ditawan ke Babel, bahkan raja Zedekia dibutakan setelah dipaksa melihat anak-anaknya yang masih kecil disembelih (39:1-10). Peristiwa itu sesuai dengan peringatan Yeremia jika raja dan rakyat Yehuda menolak menyerah pada Babel yang dipakai Allah untuk menghukum mereka.
– Di tengah peristiwa besar itu, Allah memberi perhatian khusus kepada Ebed-Melekh, orang Etiopia yang telah menolong Yeremia (11-18). Perhatian terhadap orang bukan Yehuda ini menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah bagi segala suku bangsa. Allah tidak ragu-ragu menghukum umat pilihan-Nya, yaitu bangsa Yehuda, yang memilih untuk hidup dalam dosa, sekaligus Allah tidak ragu-ragu menyelamatkan manusia dari segala suku dan bangsa yang mau percaya kepada rencana keselamatan & kehendakNya.
– Kehancuran Yerusalem menjadi peringatan bahwa status kita sebagai umat pilihan Allah tidak akan menyelamatkan kita dari konsekuensi dosa. Jika ada dosa yang masih kita pelihara, buatlah tekad untuk meninggalkannya. Jika tidak, cepat atau lambat, disiplin Tuhan yang keras akan terjadi!
– Nubuat Yeremia telah menjadi kenyataan. Bangsa Yehuda tidak dapat lari dari penjajahan dan pembuangan ke Babel. Yeremia memilih tetap tinggal bersama umat yang tersisa di Yerusalem. Belas kasih Allah pun nyata bagi umat yang tersisa di Yerusalem. Gedalya yang ditunjuk oleh Babel untuk memimpin Yerusalem adalah seorang pemimpin yang baik, yang peduli akan kesejahteraan rakyatnya.
– Sayang sekali, tetap ada orang-orang yang tidak mau tunduk pada kehendak Tuhan. Mereka ialah Ismael bin Netanya & kelompoknya yang mungkin berambisi untuk merebut kekuasaan. Maka secara diam-diam ia bersekutu dengan bangsa Amon untuk melawan atau memberontak kepada Babel (40:14).
– Kasih setia Tuhan sebenarnya tidak pernah ditarik-Nya dari umat-Nya. Namun, sayangnya ada saja dari umat Tuhan yang tetap bebal, tidak mau belajar dari kesalahan. Bahkan tetap tidak mau tunduk dan taat pada kehendakNya. Ketidaktaatan apalagi disertai pemberontakan tidak pernah menghasilkan apa-apa selain penderitaan dan bahkan ‘hukuman’ lebih keras.
– Kiranya kita belajar dari kisah ini untuk tidak mengeraskan hati kita untuk tetap memberontak dari pimpinan Tuhan. Belajarlah untuk selalu rendah hati dan tunduk kepada setiap pemimpin kita, dan yang paling penting adalah taat akan ajaran Firman Tuhan!