Pembacaan Alkitab Tgl 2 April 2019

Mazmur 74, 79

– Mazmur 74 berisi keluhan umat karena penjajahan & penindasan yang begitu berat oleh musuh terhadap negeri mereka (4-9). Tuhan juga sepertinya berdiam diri. Mereka merasa terbuang dari Tuhan (1-9).

– Bagi Yehuda ini adalah pengalaman terjajah dan terbuang yang terberat sejak Bait Allah didirikan. Pemazmur mewakili umat memohon agar Tuhan kembali peduli kepada mereka. Nama Tuhan dipertaruhkan bila umat-Nya terus menerus dilecehkan musuh (10, 18, 22). Pemazmur memohon agar Tuhan segera menolong dan memulihkan mereka.

– Dari perspektif Kristen, Kristus sudah menang tuntas di Golgota. Walaupun kemenangan yang sempurna baru bisa kita nikmati pada kedatanganNya yang ke-2 kali. Sekarang ini & dalam berbagai kesempatan kita juga boleh mengalami kemenangan bersama Tuhan atas berbagai musuh. Maka, bila kita sebagai umatNya mengalami berbagai penderitaan dan aniaya oleh karena iman kita kepadaNya, jangan pernah berhenti berharap.

– Dalam situasi apa pun, marilah kita tetap teguh beriman kepada Allah. Allah mampu dan akan bertindak menolong umat-Nya sesuai waktu dan kehendak-Nya.

– Walau penghancuran ini telah mencemari kehormatan dan kemuliaan nama TUHAN. Meskipun di dalam murka-Nya Allah membiarkan Bait Allah secara fisik dihancurkan oleh para musuh, namun Allah tetap setia pada perjanjianNya. Allah akan menjaga kehidupan umat-Nya bila mereka mau bertobat & kembali kepadaNya.

– Akibat perbuatan dosa & ketidaksetiaan Israel kepada Tuhan, Yerusalem dan Bait Allah yang menjadi kebanggaan dan identitas nasional dihancurkanNya. Peristiwa itu menjadi aib bagi bangsa Israel, mereka sangat terpukul, terhina & menderita (79:1-4). Kondisi bangsa yang terpuruk menyadarkan pemazmur bahwa mereka memerlukan pertolongan Tuhan. Jika permohonan doanya terkabul, maka mereka akan bersyukur untuk selama-lamanya dan meneruskan puji-pujian kepada Tuhan ke generasi-generasi (13).

– Pemazmur menyadari bahwa umat Allah harus menjalani hukuman Allah. Ia meminta agar hukuman itu tidak didasarkan pada akumulasi kesalahan leluhur mereka di masa lampau. Dalam kesesakan & kelemahan yang sangat, pemazmur memohon rahmat Allah turun atas bangsanya (8).
– Hari-hari yang mereka lewati memang seperti berjalan menuju kematian. Tapi ia tetap tak putus berharap & berdoa agar Allah memberikan jalan kehidupan bagi umatNya (11).

– Pemikiran bahwa Allah dapat selalu diandalkan, Dia setia bahkan ketika umatNya tidak setia mewarnai keseluruhan isi Kitab Suci. Doa-doa yang kita baca seringkali berisi permohonan agar Allah bermurah hati untuk memulihkan, karena sekalipun manusia pantas menderita, penderitaan dan kematian manusia tidaklah menyatakan kemuliaan Allah seperti yang dinyatakan oleh karya pemulihan-Nya yang penuh kemurahan. Allah pun menegaskan kebenaran ini, mendorong umat-Nya untuk kembali kepada-Nya. Allah meyakinkan bahwa karena Dia Allah & bukan manusia, maka Dia pasti akan berbelas kasihan.

– Sebesar apa pun dosa kita, kasih karunia Allah itu lebih besar lagi. Sekalipun kita merasa tidak layak diampuni oleh Allah, tetaplah datang kepada-Nya, dan alamilah sukacita hidup yang baru. Dosa kita tidaklah menghalangi Allah untuk memberikan pengharapan, pemulihan, dan iman yang dapat kita teruskan kepada generasi berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *