– Kitab ini berisi ratapan sang nabi ketika melihat nasib bangsanya yang porak- poranda. Reaksi seperti itu tentu wajar dan sudah selayaknya ditunjukkan oleh orang Israel yang mencintai bangsanya. Dan, ratapan tersebut bukan menandakan bahwa Yeremia kehilangan iman. Sebaliknya, justru di dalam ratapan itulah terkandung iman yang amat besar akan kebaikan Allah.
– Meskipun meratapi keadaan sekelilingnya yang tampak begitu suram, ia menyadari bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berkurang sedikit pun. Keyakinan ini memampukannya untuk meratap tanpa kehilangan pengharapan.
– Kita dapat meneladani sikap ini. Beriman bukan berarti senantiasa tampak tegar. Jika suatu situasi memang layak ditangisi, janganlah ragu untuk meratap dan berseru kepada Tuhan. Ya, kita bukan meratap dalam keputusasaan, melainkan meratap dengan penuh iman, dengan menantikan pertolongan Tuhan untuk menghadapi situasi yang berat tersebut.
– Orang beriman bukanlah orang yang tidak pernah meratap, melainkan orang yang meratap dalam iman.
– Hidup memang kadangkala sukar. Namun, kasih sayang TUHAN tidak pernah lekang. Karena itu, bertahanlah dengan tenang dan aman. Ia memastikan bahwa pengharapan kita tidak akan hilang.
– Ratapan 4 membandingkan kondisi Kerajaan Yehuda pada masa jaya dan masa susah. Sebagai bangsa terjajah, mereka mengalami kemiskinan yang luar biasa. Bangsa yang dulu dipilih Allah ini ternyata dalam kondisi yang mengenaskan sehingga ibu-ibu tidak dapat menyusui anak mereka, bahkan wanita yang lemah lembut – memasak anak-anak mereka untuk disantap (10).
– Kengerian yang begitu dahsyat telah melahap habis kemasyhuran masa lalu umat pilihan Allah ini. Semua yang terjadi membuat Yehuda jadi tontonan banyak orang dan menjadi satu kengerian yang membuat orang-orang ternganga (12). Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya & kedurjanaan imam-imamnya.
– Di sepanjang riwayat kerajaan Israel dan Yehuda kita melihat sikap hidup dan spiritualitas pemimpin sangat menentukan spiritualitas rakyat. Dosa seorang pemimpin akan membawa kejatuhan dirinya beserta seluruh rakyatnya. Maka untuk mencegah dan mengatasi kejatuhan, Tuhan mengutus hamba-Nya membawa suara kenabian untuk meluruskan yang bengkok.
– Ratapan 4 ditutup dengan pengharapan, bahwa walau saat ini musuh berjaya atas mereka, tapi itu sifatnya sementara. Para musuh akan dihukum Tuhan! Berarti umat Tuhan ada pengharapan diampuni dan dipulihkan.
– Kita bersyukur karena kita telah diampuni, diselamatkan & dipulihkan Yesus. Hiduplah selalu dalam kasih setiaNya & jangan melakukan dosa lagi!