– Yehezkiel diutus Tuhan untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa yang keras hati & kepala batu. Ini bukan tugas gampang! Tuhan bahkan menyuruh Yehezkiel memakan gulungan kitab suci & ia pun taat menurutiNya. Baginya, rasanya manis seperti madu.
– Yang dapat kita pelajari dari kisah Yehezkiel bukanlah kita harus ikut makan Alkitab, tetapi bagaimana kerajinan kita “mencerna” Firman Tuhan setiap hari. Menyegarkan rohani kita yang lelah lewat firman Tuhan. Seperti madu, firman Tuhan pun tidak akan pernah basi & akan manis rasanya bagi hidup kita.
– Untuk hidup, kita bukan hanya butuh makan makanan jasmani, tapi juga makanan rohani, alias Firman Tuhan. Pikiran kita harus selalu penuh dengan kebenaran firman Tuhan, agar apa yang kita pikirkan, katakan & lakukan adalah hal-hal yang tidak jauh dari firman Tuhan.
– Rajin membaca Alkitab setiap hari akan membuat diri kita penuh “madu” Tuhan yang menyegarkan, menyehatkan dan membuat hidup kita lebih manis dari sebelumnya. So, don’t try to eat the bible literally, but do eat the words and keep it in your heart and mind. Seperti madu yang penuh khasiat dan manis rasanya, demikianlah firman Tuhan berperan dalam hidup kita.
– Yehezkiel bukan hanya diminta untuk berbicara menyampaikan Firman Allah, tetapi juga bertanggung jawab terhadap nyawa setiap umat yang belum mendapatkan peringatan darinya. Ia harus menyampaikan peringatan Allah kepada umat akan hukuman atas dosa atau perbuatan curang. Ia harus menyampaikan meskipun tidak ada seorang pun yang mau mendengarkannya. Seseorang yang telah diperingatkan dapat saja tetap dihukum atau kemudian dilepaskan. Yang terutama adalah Yehezkiel telah melakukan tugasnya sebagai “penjaga Israel” (16-21).
– Penerimaan & penolakan atas pemberitaan Firman atau teguran yang kita sampaikan bukan hal utama. TUHAN membiarkan umatNya untuk mau mendengarkan atau tidak. Beritakan kebenaran Firman pada waktu & dengan cara yang IA inginkan!
– Memang, kita tidak dapat membuat orang lain bertobat, itu adalah bagian Tuhan melalui kuasa Roh KudusNya. Namun tugas kita adalah melayani, memberitahu, menegur dan mengingatkan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan atau mereka yang hidupnya bertentangan dengan firman Tuhan; tentunya dengan cara yang bijaksana dan tepat, bukan menghakimi, sampai Roh Kudus menjamah hati mereka & menuntun mereka kepada Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan kita untuk memiliki kepedulian terhadap orang lain.
– Kerinduan Tuhan agar Yehezkiel menjadi ‘penjaga’ bagi sesamanya ini juga kerinduan Tuhan bagi kita. Inilah yang disebut Amanat Agung Tuhan! Jika kita melihat orang lain jatuh dan hidup dalam kejahatan, sementara kita dengan sengaja membiarkannya, hal itu akan menjadi tanggung jawab kita di hadapan Tuhan. Sudahkah kita mengerjakan tugas dari Tuhan ini? Ingatlah bahwa keberadaan setiap orang Kristen adalah menjadi ‘penjaga’ bagi sesamanya.