Pembacaan Alkitab Tgl 16 Maret 2019

Yeremia 2122

– Yeremia mewakili Tuhan menyampaikan penolakan untuk menolong Yehuda yang sedang dikepung tentara Babel, pimpinan Nebukadnezar. Karena Tuhan mengirim Babel justru untuk menghukum Yehuda karena mereka jahat & keras kepala, sebab tidak mau bertobat.

– Di satu sisi, penghukuman Allah yang keras membuktikan bahwa Allah tidak main-main dengan dosa. Di sisi lain, justru lewat penghukuman ini Allah memberikan jalan keluar bagi pengampunan. Itulah pesan Allah melalui Yeremia kepada rakyat, yaitu, kalau mereka mau menyerah pada penawanan Babel, mereka akan selamat. Sebaliknya, kalau mereka mempertahankan Yerusalem, mereka akan binasa bersama kota tersebut (21:8-9). Kuncinya adalah bertobat & taat kepada Allah.

– Hukuman Tuhan dijatuhkan bukan sekadar untuk menghancurkan orang berdosa, melainkan untuk membawanya pada pertobatan. Ketika seseorang sadar akan dosanya & bertobat, ia harus bersedia menerima pendisiplinan Tuhan. Hukuman Tuhan ialah disiplin untuk memurnikan dan akhirnya memulihkan. Maka, jangan keraskan hati saat Tuhan mendisiplin kita. IA mengasihi dan ingin menyelamatkan kita! 

– Sentosa diartikan sebagai keadaan yang bebas dari segala kesukaran, masalah, atau bencana. Sentosa berarti suatu situasi yang aman, damai & tenteram serta sejahtera. Inilah kondisi yang akan selalu diidam-idamkan orang, tetapi kadang juga dapat membuat orang terlena & melupakan Tuhan.

– Ayat hari ini berbicara keras mengenai orang-orang yang terlena dalam keadaan sentosa. Kuping sering menjadi tebal, hati mengeras & jadi bebal, karena semuanya berjalan baik-baik saja. Ini keadaan yang berbahaya, & inilah yang dialami oleh penduduk Yerusalem di masa Yeremia.

– Maka Yeremia pun berseru dengan keras: “Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: “Aku tidak mau mendengarkan!” Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!”(22:21). Pesan ini masih sangat relevan hingga hari ini, karena memang sudah menjadi kebiasaan manusia untuk cenderung santai ketika hidup bak air laut yang sedang tenang.

– Mencari Tuhan ketika kita sedang mengalami masalah itu tidaklah salah. Tetapi apakah kita masih mau tetap dekat denganNya ketika hidup kita tengah sentosa?

– Jika keadaan kita hari ini baik-baik saja, bersyukurlah untuk itu! Jangan berpaling dari Tuhan, jangan lupakan Dia yang telah memberikan segalanya bagi kita! Juga jangan lupakan bahwa disekeliling kita masih banyak orang-orang yang sangat membutuhkan uluran tangan kasih & perhatian kita.

– Dan yang paling penting janganlah mengeraskan hati dan menebalkan telinga, karena kita sendiri yang akan menyesal ketika situasi tiba-tiba berbalik pada suatu ketika.

– Jangan seperti raja Yoyakim (22:13-19) dan Yoyakhin (Konya; 20-30). Keduanya disoroti karena tidak menjadi raja yang baik yang meneladani ayah & kakek mereka. Mereka tidak melakukan keadilan dan kebenaran (15-16), justru berlaku sebaliknya (17), & tetap mengeraskan hati, menolak bertobat (21). Oleh karena itu, Tuhan dalam kedaulatanNya, akan membuat Yoyakhin seperti cincin meterai yang dicabut dan dibuang. Demikian Tuhan menolak & menyerahkannya ke tangan raja Babel (25-26).

-Marilah setiap kita memeriksa diri di hadapan Tuhan. Kalau masih ada dosa yang harus dibereskan, jangan tunda, segera bereskan! Jangan tunggu sampai Tuhan menegur & hukuman Tuhan menimpa kita, di saat itu menyesal kemudian tidak berguna!

– Jika saat ini sedang kita berada dalam keadaan baik, ingatlah selalu kepada Tuhan. Jadilah saluran berkat bagi sesama, muliakan Tuhan dalam segala yang kita lakukan dan tetaplah miliki hati yang lembut untuk mendengar suaraNya, hari ini juga. Jangan tunda lagi!

– Dengarkan dengan baik dan lakukan dengan sungguh-sungguh kehendak Tuhan selagi kita berada dalam keadaan sentosa sebelum teguran Tuhan datang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *