– Yehezkiel mendapat penglihatan dari Tuhan, ada suatu Roh yang membawa dirinya kembali ke bait Allah di Yerusalem agar dapat melihat apa yang terjadi di balik tembok kokoh rumah Tuhan, yaitu “berhala cemburuan, yang menimbulkan cemburu” Tuhan (3).
– Dalam penglihatannya itu, disingkapkanlah berbagai kenajisan yang masuk mengotori rumah Tuhan, dengan isi maupun kegiatan yang dilakukan di situ. Ada ukiran berbagai binatang najis dan berhala di bagian dalam tembok bait Allah yang sedang disembah oleh 70 tua-tua Israel (10-11). Penyembahan kepada dewa Tamus (14) & dewa Matahari (16) menambah kekejian ibadah di bait kudus Tuhan.
– “Tempat kudus” (6) menunjuk kepada keseluruhan kompleks bait Allah sebagai tempat yang eksklusif milik TUHAN, yang telah dinajiskan oleh berbagai ilah palsu dan penyembahan kepada mereka.
– “Rumah TUHAN” (14, 16), dimengerti sebagai tempat tinggal Allah di bumi ini. Jadi kehadiran berhala-berhala bagaikan tamu yang tidak diundang merupakan pelanggaran hak Sang Pemilik rumah.
– “Bait TUHAN”(16), secara harfiah adalah istana, tempat raja bertakhta. Secara khusus “Bait TUHAN” menunjuk ke ruangan maha kudus di bait Allah. Penajisan istana RAJA Israel ini sama saja dengan pemberontakan.
– Paulus berkata, tubuh kita adalah bait Allah yang kudus (1Kor. 3:16; 6:19). Memberi diri kepada ilah lain selain Tuhan adalah sama dengan melanggar hak-Nya atas hidup kita. Kristus sudah memberi tubuh & nyawa-Nya untuk dibinasakan agar tubuh kita kembali kudus dan layak menerima kehadiran Roh Allah. Jangan biarkan dosa kembali menajiskan diri kita! Biarlah kematian Kristus di atas salib untuk menanggung segala dosa kita tidak sia-sia! Biarlah Jumat Agung hari ini menjadi suatu perenungan & rekonsiliasi yang membawa arti yang berharga untuk kita semua!