– Nabi Yehezkiel mendapat penglihatan dari Allah tentang kota Yerusalem dengan Bait Suci di dalamnya. Penglihatan itu penting untuk membangkitkan pengharapan bagi umat Israel.
– Runtuhnya kota Yerusalem dan Bait Suci di dalamnya merupakan pertanda dari berakhirnya kehadiran Allah di antara umat-Nya. Sebaliknya, dibangunnya kembali kota Yerusalem dan Bait Suci di dalamnya merupakan pertanda bagi pulihnya kembali hubungan antara Allah dan umatNya.
– Di samping itu, adanya berbagai detil ukuran dalam penglihatan ini menunjukkan bahwa Allah selalu memperhatikan hal-hal kecil, termasuk hal-hal detail dan terkecil apapun di dalam kehidupan kita.
– Dari hal ini setiap orang Kristen juga harus belajar memisahkan hal yang kudus dari yang berdosa. Jangan mencampur-adukkan kehidupan yang telah disucikan Allah dengan kehidupan yang berdosa.
– Karena itu, kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk menjaga kesucian hidup dan berani menolak segala godaan yang dapat menghambat kita takut akan Allah.
– Ketatnya ketentuan yang mengatur wilayah-wilayah Bait Suci pada satu sisi membuat orang Israel akan menaruh hormat yang tinggi pada kekudusan Tuhan Allah.
– Pada sisi lainnya mereka tidak bisa dengan leluasa untuk datang beribadah kepada Tuhan seperti kita pada zaman sekarang ini. Kita patut bersyukur kepada Allah karena melalui Yesus kita bisa menghampiri Allah dalam kekudusan-Nya, kapan saja.
– Yesus telah membuka jalan dengan cara mempersembahkan kurban yang sempurna, yaitu diri-Nya sendiri. Namun kita jangan menggampangkan urusan mendekat kepada Allah, misalnya sembarangan menyebut nama-Nya yang kudus dan tidak memiliki hati yang takut akan Allah pada saat datang beribadah, sebab itu berarti kita tidak menghormati kekudusanNya.