– Nabi Yehezkiel mendapat penglihatan mengenai bagian utama dari Bait Suci, yakni ruang balai, ruang kudus, dan ruang mahakudus, yang merupakan bagian yang tertutup & bagian sebenarnya dari Bait Suci. Ini menandakan bahwa Allah, sekalipun hadir di tengah umat-Nya, tetap terpisah dari manusia oleh karena kekudusan-Nya.
– Bait Suci berbentuk bujursangkar yang sempurna, ini melambangkan kesempurnaan Allah yang bersemayam di dalamnya. Ukiran-ukiran gambar yang menghias dinding-dinding Bait Suci adalah kerub-kerub & pohon kurma.
●Kerub adalah makhluk sorgawi yang bersayap, yang menopang kemuliaan Allah. Malaikat yang pernah ditugaskan menjaga pohon kehidupan di taman Eden. Kehadirannya di Bait Suci melambangkan kekudusan dari ruang maha kudus & perlindungan.
●Pohon kurma lambang pengharapan & kemakmuran. Kedua ukiran tersebut melambangkan Allah adalah sumber perlindungan dan kemakmuran.
– Kegunaan meja roti sajian yang berada di dalam ruang Bait Suci adalah untuk menempatkan persembahan syukur atas segala berkat Tuhan.
– Ibadah yang benar selalu berawal dari perasaan gentar akan kekudusan Tuhan yang diteruskan dengan syukur dan puji- pujian.
– Pengorbanan Kristus di kayu salib telah menghancurkan garis pemisah ruang kudus dan Mahakudus. Melalui Kristus, setiap orang percaya dapat mendekat ke hadirat Allah dan menaikkan puji-pujian serta ucapan syukur tiada hentinya.
– Membaca bagian-bagian Bait Suci yang rumit dan penuh makna ini, mengajarkan kita bagaimana kita harus menghadap hadirat Allah. Yaitu, kita harus menguduskan diri, baik di dalam doa maupun ibadah, hati dan pikiran kita harus selalu dijaga agar tidak tercemar dosa. Kedua menyatakan syukur kepadaNya. Ingatlah, kita menghadap Allah bukan sekadar untuk meminta berkat-berkatNya, tetapi juga menaikkan ucapan syukur atas penyertaan-Nya.
– Saat kita menghampiri Allah Yang Maha Kudus, ingat dan lakukanlah kedua hal ini yaitu menjaga kekudusan diri dan mengucap syukur!