– Dalam beberapa pasal terakhir yang kita baca, penglihatan Yehezkiel mungkin agak sulit kita mengerti. Tetapi, ada beberapa hal yang bisa kita dipetik sebagai perenungkan, antara lain:
●Kompleks Bait Suci menggambarkan milik Tuhan yang harus dipisahkan dari yang tidak kudus.
●Dari luar ke dalam kita melihat ada gradasi kekudusan. Bagian luar dipakai orang awam untuk beribadah, pelataran dalam untuk imam-imam yang melayani dan yang paling dalam adalah ruang MahaKudus.
– Penglihatan mengenai bangunan Bait Suci serta ukurannya yang simetris mengajar kita 2 hal, yakni: 1.) Siapa pun tidak boleh sembarangan menghampiri Allah, melainkan harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkanNya.
2.) Siapa pun harus menjaga diri dari pencemaran karena dosa ketika menghadap Allah yang MahaKudus.
– Semua peraturan ini berlaku bukan hanya dalam ibadah saja, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan umat Allah.
– Keseluruhan penglihatan akan Bait Suci beserta ukuran-ukurannya memang dimaksudkan untuk suatu pembaharuan yang dirancang oleh Allah bagi umat Israel.
– Allah hendak memurnikan kembali umat yang telah cemar oleh dosa. Pemurnian itu dimulai dari tempat kediamanNya karena di situlah semua orang dapat datang menghadap kepada- Nya, umat maupun imam.
– Para imam juga mendapat tempat khusus bagi mereka sendiri, yakni bilik-bilik kudus. Kegunaan bilik-bilik ini, dijelaskan oleh utusan Tuhan kepada Yehezkiel sebagai tempat untuk memakan persembahan mahakudus dan untuk menaruh berbagai kurban persembahan (13-14).
– Di dalam bilik ini pakaian keimaman harus ditanggalkan sebelum seorang imam keluar menuju pelataran tempat umat. Pengaturan ini untuk mengingatkan para imam agar memelihara kesucian wilayah kudus dari Bait Suci, bersama-sama dengan umat. Ini menunjukkan kepada kita, bagi Tuhan sebuah kesucian & kemurnian itu sangat penting.
– Ini juga menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh seorang pelayan Tuhan sebelum ia melakukan pelayanannya, yaitu ia harus mempersiapkan diri lebih dulu. Sesederhana apa pun pelayanan yang dipercayakan kepadanya, ia tidak boleh malas mempersiapkannya. Sikap yang menganggap enteng pelayanan, sama dengan menghina Tuhan empunya pelayanan.
– Apapun peran kita di dalam gereja maupun di dalam masyarakat saat ini, Tuhan telah memilih kita menjadi bagian dari persekutuan umat-Nya yang kudus. Karena itu persiapkanlah diri kita saat kita datang kepada-Nya & lakukanlah yang terbaik yang kita bisa, sebesar & sekecil apapun peran & tugas kita. Biarlah kita boleh menjadi anak-anak Tuhan yang terang & kudus sehingga memuliakan DIA di manapun kita di tempatkan.