Pembacaan Alkitab Tgl 10 Juni 2019

Zakharia 1011

– Umat Israel pada zaman Zakharia pernah memberontak kepada Allah dan bermasalah besar dalam hal kekeringan rohani, perbudakan oleh kuasa gelap dan penindasan secara politik oleh kekuatan asing (10:2-3). Tiga hal ini membuat mereka jauh dari persekutuan intim dengan Allah. Tetapi Allah tetap setia pada umat-Nya. Sesaat IA murka & menghukum, tetapi segera pula IA menerima mereka dalam kasih dan bahkan melupakan dosa mereka (6). Israel pun lalu merespons pengampunan Tuhan secara ekspresif (7).

– Pemulihan yang Tuhan lakukan pada umatNya bersifat holistik. Allah membebaskan umatNya dari ikatan kuasa gelap, tangan para gembala yang jahat, dan cengkeraman kekuatan asing.

– Allah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan umatNya. IA memberikan berkat-Nya, memulihkan kehidupan rohani mereka & membawa mereka kembali ke tanah perjanjian. Ajaibnya dalam pembebasan umat-Nya ini, Allah membuat mereka bisa berjalan kembali seperti semula, yaitu hidup sesuai dengan kebenaran Allah. Hubungan bangsa ini dengan Allah bisa pulih kembali.

– Dosa membuat persekutuan manusia dengan Allah menjadi rusak. Hanya anugerah Allah yang dapat memulihkannya. Pemulihan itu dimulai dengan pemberian keselamatan yang bersifat menyeluruh yaitu melalui karya keselamatan dari Yesus Kristus di salib.

– Manusia kadang karena dosa dan keinginannya berusaha menyingkirkan Tuhan dari hidupnya dan mau menjadi tuan atas dirinya sendiri. Yang terjadi adalah hidup mereka amburadul dan ujungnya kebinasaan!

– Zakharia diminta Tuhan melakukan peragaan nubuat, mengambil alih penggembalaan umat Tuhan dari gembala palsu (11:5, 8a). Bagian tertentu perikop ini dapat dimengerti sebagai gambaran pelayanan Yesus di dunia, sebagian lagi bukan.

– Yesus datang untuk menggembalakan umat yang berdosa, yang sedang dihukum Allah. Dua tongkat yang melambangkan kemurahan dan persatuan umat menjadi ciri khas pelayanan Yesus. Kehadiran-Nya membongkar kepalsuan gembala gadungan (7-8a). Namun umat yang bebal tetap menolak digembalakan (8b). Bahkan penolakan itu berujung pada “pemecatan” Sang Gembala dengan bayaran 30 keping perak. Bandingkan dengan bayaran yang diterima Yudas ketika menjual Yesus.

– Gambaran yg lain tidak dapat dikaitkan pada Yesus, yaitu mematahkan 2 tongkat lambang penggembalaan Allah (10, 14). Seakan-akan Yesus menolak meneruskan pelayanan kasih-Nya kepada umat yang tidak tahu diri tersebut bahkan menyerahkan mereka kepada gembala pandir (15-17). Kita pahami bagian ini sebagai konsekuensi logis yang harus dialami umat berdosa. Ketika umat Yahudi pada zaman Yesus menolak digembalakan-Nya, mereka harus mengalami deraan yang berkepanjangan dalam sejarah mereka. Namun Yesus tetap mengasihi mereka.

– Tuhan Yesus tidak pernah berhenti mengasihi manusia, walaupun IA pernah ditolak bahkan disalibkan hingga mati. Sampai saat ini pun penolakan terus terjadi. Yesus tidak ingin kebinasaan orang berdosa, melainkan pertobatan hingga selamat. Oleh karena itu, kita yg telah menerima karunia Injil, harus tak henti-henti mmberitakan Injil kselamatan itu kepada setiap orang, agar mereka tidak binasa & diselamatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *