– Firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan betapa besar kasih Tuhan terhadap kita orang yang berdosa ini. Yesus di perhadapkan dengan suatu pertanyaan yang akan menjebak Dia karena hukum taurat Musa, yang dimana seorang yang ketangkapan berbuat zinah akan dihukum mati dengan cara dirazam (dilempari batu). Tapi KasihNya yang besar membuat Dia tidak mengambil tindakan menghakimi yang sepatutnya Dia sanggup melakukannya karena Dia satu-satunya “Manusia” tidak berdosa.
– Suatu perkataan yang penuh Hikmat dan Kuasa membuat para Ahli taurat dan Orang Farisi bungkam tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tuhan memberikan kita kesempatan untuk bertobat selama kita masih berada didunia ini. Dia ingin mengajarkan kita untuk tidak saling menghakimi sesama kita karena penghakiman mutlak milik Tuhan dan marilah kita saling mengaku dosa dan saling mendoakan bukan saling menghakimi. Agar tidak mnghakimi orang lain dengan pedas sambil memandang ringan dosa kita sendiri.
– Mari kita ingat bahwa kita semua “telah kehilangan kemuliaan Allah”. Daripada mengutuk, Juruselamat kita menunjukkan kepada wanita itu—dan kepada kita kasih karunia dan pengharapan. Bagaimana mungkin kita tidak melakukan hal yang sama bagi orang lain? Kiranya Tuhan Yesus menolong kita untuk selalu berbelas kasihan serta penuh perhatian dalam apa yang kita ucapkan & lakukan, bukannya menggosipi, menghakimi atau merasa diri sendiri paling benar.
– Pemberian terbesar Allah bagi manusia adalah Terang, dan pemberian itu adalah Yesus Kristus, Sang Terang dunia! Bagi pengikut Kristus, terang mrupakan salah satu pengingat yang kuat akan sifat Juruselamat kita & kualitas dari hidup yang diberikanNya kepada kita melalui pengorbananNya di kayu salib.
– Yesus bersaksi kepada orang banyak bahwa Dia adalah terang dunia (12) yang tidak akan padam seperti terang lilin pada perayaan Pondok Daun. Barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup & terang rohani sejati. Tetapi orang Farisi justru menuduh Yesus telah bersaksi palsu karena hanya bersaksi bagi diriNya sendiri. Yesus menjawab bahwa kesaksianNya benar karena didukung oleh dua saksi, yaitu diri-Nya sendiri & Bapa yang mengutus Dia (18).
– KesaksianNya juga didukung oleh penghakimanNya yang adil & benar. Namun kedua saksi ini (Anak dan Bapa) tidak mereka kenal. Itu sebabnya mereka akan binasa dalam dosa mereka dan tidak akan masuk ke surga, di mana Yesus akan berada (21). Hal ini terjadi karena mereka berasal dari dunia ini dan hidup dalam kegelapan dengan terus menolak Tuhan Yesus.
– Kebutaan rohani telah membuat mereka terus tidak mengerti dan menolak kesaksian Yesus sehingga Yesus menolak menjawab pertanyaan mereka
tentang siapakah Dia. Apa yang Yesus telah katakan akan menjadi kesaksian yang menghakimi mereka. Pada waktu Yesus “ditinggikan”
yaitu disalibkan di atas kayu salib dan ditinggikan dalam kemuliaan dan kehormatan, mereka baru akan mengerti bahwa Dia adalah terang dunia, berasal dari Bapa, dan hanya melakukan kehendak Bapa saja (26, 28). Oleh karena itu, Bapa selalu menyertai dan tidak membiarkan Anak-Nya sendiri dalam menjalankan misi penyelamatan-Nya.
– Kita pun, hendaknya tidak terus mengeraskan hati kita dengan menolak kesaksian Injil, tetapi mau percaya & menerima Kristus sebgai Juruselamat & terang dunia kita, agar kita mendpat pengampunan dosa & penebusan sehingga kita dapat hidup kekal & tidak binasa dalam dosa kita.
– Dalam konteks pengetahuan manusia ada banyak hal yang dianggap benar. Sering kita dibuat bingung dalam menentukan pilihan yang akan kita ikuti atau percayai. Kadang, dua hal yang berseberangan sama-sama dianggap benar. Tak heran jika sebagian orang berpendapat bahwa kebenaran adalah sesuatu yang tidak mutlak.
– Kepada orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya, Yesus mengatakan bahwa mereka akan mengetahui kebenaran jika mereka benar-benar menjadi murid-Nya. Hal itu akan terjadi jika mereka tetap hidup dengan mengikuti ajaran-Nya. Menariknya, kebenaran di dalam Yesus adalah kebenaran yang memerdekakan. Inilah keistimewaan kebenaran Kristus dibanding kebenaran yang lain. Hanya kebenaran Yesus Kristus yang ada dalam firman Allah yang dapat memerdekakan kita dari dosa, penghancuran dan kekuasaan Iblis.
– Kebenaran yang menyelamatkan hanya dinyatakan oleh Allah melalui Roh-Nya, bukan dari hikmat manusia. Namun, jangan bayangkan adanya jaminan kenyamanan & kebebasan dari penindasan, impitan, tekanan, ancaman, hambatan atau pergumulan secara fisik! Semua itu bukan ciri-ciri kemerdekaan di dalam Kristus! Ada kemungkinan kita tetap mengalaminya. Namun berbekal kemerdekaan Kristus yang berupa keselamatan jiwa, kita dapat menjalin hubungan secara pribadi dengan Tuhan. Apa yang perlu dirisaukan jika kemerdekaan yang mulia yang merupakan harta sejati ada dalam genggaman? Maka bersukacitalah jika kita menghidupi kebenaran Kristus