– Yesus mengajarkan kepada semua orang, termasuk para murid (1-2), tentang siapa yang disebut berbahagia. IA memberikan 8 sifat orang yang diberkati atau berbahagia, yang hidupnya diperkenan Tuhan, semuanya itu melambangkan kebaikan-kebaikan utama orang Kristen (1-12).
– Kita diingatkan bahwa kebahagiaan sejati bukan masalah fisik atau materi, melainkan rohani. Sumber kebahagiaan yang sejati itu berasal dari Tuhan. Dunia mungkin menawarkan kebahagiaan. Namun sifatnya sementara dan terbatas.
– Menjadi orang yang berbahagia perlu mawas diri & selalu mengevaluasi diri, apa atau siapa yang kita kejar dalam hidup ini? Marilah kita mengejar hal-hal rohani lebih dari hal-hal jasmani atau materi.
-Setiap orang yang tekun & setia melakukan perbuatan baik, yang hatinya tertuju pada Allah & cintanya tulus kepada sesama akan mendapat pahala penebusan dan kebahagiaan pada hari ini, juga dijamin hidupnya pada masa yang akan datang. Merekalah yang disebut Yesus orang yang berbahagia.
– Setiap orang percaya yang menjadi warga Kerajaan Allah memiliki identitas yang disimbolkan seperti garam dan terang. Garam berfungsi untuk memberi rasa kepada makanan dan dipakai untuk mengawetkan makanan agar tidak cepat rusak atau membusuk. Dalam dunia dewasa ini telah terjadi berbagai kerusakan & penyimpangan moral dalam masyarakat. Karena sebagai anak-anak Allah kita harus menjalankan fungsi kita sebagai garam agar dunia tidak semakin rusak dan menyimpang.
– Kita juga harus menjadi terang di dalam dunia yang semakin gelap ini. Terang yang sejati adalah Yesus, Sang Firman. Kita butuh selalu hidup dalam terang firman Tuhan, supaya kita menjadi terang bagi dunia yang diliputi oleh kegelapan dosa.
– Kita harus sadar, jika cara hidup kita masih sama persis dengan dunia berdosa, maka kehadiran kita tidak akan terasa alias tawar. Karena itu, mari kita mewujudkan identitas kita melalui menjalankan fungsi garam dan terang kita. Misalnya memberikan keteladanan hidup yang baik sebagaimana Yesus telah contohkan melalui sikap, karakter, pelayanan, atau nilai-nilai hidup-Nya.
– Kita juga bisa menjalankan dan memperjuangkan kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kekudusan hidup kepada dunia, melalui prestasi yang kita tunjukkan dalam dunia pendidikan, politik, usaha atau keluarga. Tujuan kita melakukan semua itu hanya satu, agar nama Tuhan dipermuliakan! Jika garam & terang hidup kita berfungsi melalui perbuatan baik yang kita lakukan, maka kita telah mempermuliakan nama Allah Bapa kita (16).
– Yesus menegaskan bahwa PL berotoritas dan bersifat permanen. Apa yang tertulis dan bagian yang dianggap terkecil sekalipun, tidak akan ditiadakan sebelum semuanya terjadi atau digenapi (18). Perintah untuk mengasihi Allah & sesama tetap berlaku. PL diberikan agar kita bisa mengasihi Allah melalui menaati perintah-perintah-Nya.
– Hidup benar menyangkut relasi kita secara pribadi dengan Allah & hidup benar menurut kehendakNya. Kita bisa memiliki hidup benar pun berdasarkan anugerah Allah. Yesus adalah anugerah. Tanpa anugerah, seseorang tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Surga (20) dan tidak mungkin memiliki hidup benar seperti yang Tuhan inginkan.
– Marilah kita bersyukur karena Yesus datang untuk menggenapi PL & memberikan anugerah-Nya bagi kita! Marilah kita juga senantiasa memohon anugerah Tuhan untuk menjalani kehidupan yang benar sebagai murid-murid-Nya! Mari kita juga menjaga agar relasi pribadi kita dengan Tuhan terus terpelihara! Dengan demikian, kita menaati setiap perintah Tuhan bukan sebagai kewajiban agama semata. Ketaatan kita berdasarkan kasih kita kepada Tuhan yang terlebih dulu mengasihi kita.
– Salah satu ciri kristiani yang harus nyata dalam hidup anak-anak Tuhan adalah sikapnya terhadap sesama manusia. Sikap tersebut harus berpadanan dengan bagaimana Tuhan bersikap terhadap manusia ciptaanNya.
– Tuhan tidak suka dengan sikap yang merendahkan sesama manusia yang adalah gambar Allah. Itu adalah sikap yang tidak manusiawi & sama dengan menghina Sang Pencipta. Maka Allah akan menghukum keras orang yang bersikap demikian.
– Oleh karena Allah membenci sikap demikian maka pertobatan mutlak harus terjadi sebelum hidup kembali berkenan kepada-Nya. Jangan mengira ibadah kita akan diterima oleh Tuhan bila perilaku terhadap sesama salah (23-24). Allah akan membela orang yang diperlakukan tidak manusiawi. Jadi, sebelum orang tersebut mengadukannya kepada Allah & hukuman dijatuhkan segeralah berdamai (25-26).
– Jaga setiap pikiran, perkataan, perbuatan & penglihatan kita agar selalu suci & murni sehingga dosa tidak berkesempatan merusak kita! Jika ternyata kita jatuh, segera selesaikan dengan serius dan tuntas! Berdamailah dengan semua orang, termasuk orang-orang yang kita lukai atau yang melukai kita!
– Sebagai anak-anak Allah, kita juga harus menghargai pernikahan dan kesaksian yang telah kita ucapkan. Dalam pernikahan Kristen, bagi yang telah mengikrarkan janji nikah di hadapan Allah dan jemaat, sudah seharusnya kita memegang teguh, memelihara, dan menghargai janji tersebut dengan setia, seumur hidup kita sampai maut memisahkan.
– Yesus juga mengajarkan kita sebuah prinsip yang melampaui hukum pembalasan yang setimpal (38), yaitu tidak membalas dendam, tetapi bersedia menerima ketidakadilan dan kerugian (39).
– Yesus mengajarkan agar kita mengasihi dan mendoakan orang yang menganiaya kita (44). Itulah ciri yang seharusnya dari anak-anak Bapa surgawi. Berusaha mengasihi sesempurna mungkin seperti Bapa surgawi mengasihi (48) adalah standard yang Tuhan inginkan bagi kita.
– Kalahkan kejahatan dengan tidak membalas dengan berbuat jahat! Percayalah bahwa Tuhan yang akan menjadi hakim yang adil bagi kita! Tunjukkanlah kasih dan berdoalah bagi orang yang berbuat jahat kepada kita! Dengan cara itu kita telah menjadi saksi yang mempermuliakan Bapa.