– Dunia senantiasa berubah dan zaman baru datang untuk menggantikan yang lama, demikian pula tradisi agama memerlukan pembaruan. Pembaruan dari Yesus dilakukan dengan kuasa dari diri-Nya melalui ajaran, tindakan, serta kesaksian hidup-Nya, dan bukan hanya menurut tradisi agama semata.
– Tindakan & ajaran Yesus yang revolusioner tidak sekadar menjaga warisan ritual, tetapi juga bertindak berdasarkan belas kasihNya(13). Karena itu, pembaruan yang dilakukan Yesus tidak menyebabkan tradisi agama Yahudi tercabik atau hancur, sebaliknya menggenapi & menyempurnakannya. Bahkan bersama Yesus diumpamakan seperti jamuan pesta dan sama sekali bukan waktu untuk berpuasa (14-15). Praktik keseharian Yesus bersama para murid-Nya lebih mengungkapkan sukacita & syukur kepada Bapa Surgawi.
– Kita dipanggil untuk memaknai ulang rutinitas keseharian kita sebagai pengikut Yesus. Injil yang kita terima mengajak kita memandang kehidupan dalam anugerah Allah. Karena itu, bersukacitalah menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Sebab Kristus memberi kita kuasa hidup dalam sukacita & ucapan syukur senantiasa.
– karya keselamatan Kristus bukan hanya untuk keselamatan pada kehidupan yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan masa kini. Keselamatan sudah dapat dinikmati pada masa sekarang. Kuasa kerajaan surga itulah yang sedang dialami oleh mereka yang di dalam hidupnya berjumpa dengan Yesus.
– Dalam hidup dan pelayananNya di dunia, Yesus banyak melakukan perbuatan ajaib & banyak menyembuhkan orang sakit, bahkan penyakit yang tak bisa lagi ditangani oleh dokter bahkan yang berujung pada kematian.
– Belas kasih Yesus (36) & kuasaNya (35) dicurahkan untuk membangkitkan seorang anak yang sudah mati (25), membebaskan seorang wanita dari pendarahan 12 tahun (22), mencelikkan mata 2 orang buta(30), serta melepaskan seorang bisu dari kerasukan setan (32).
– Dari karya penyelamatan yang dilakukan Yesus, kita menemukan respons-respons yang berbeda. Kepala rumah ibadat percaya bahwa tangan Yesus berkuasa menghidupkan anak perempuannya yang baru meninggal (18). Wanita yang pendarahan percaya bahwa cukup menjamah jubahNya ia akan sembuh (21). Dua orang buta, sekalipun tidak melihat, tetapi iman mereka dapat menembus keterbatasan & mengakui bahwa Yesus adalah Mesias (Anak Daud) yang dijanjikan para nabi (28). Sahabat atau keluarga orang yang bisu percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan (32). Orang banyak yang menyaksikan kuasa Yesus, memahsyurkan namaNya ke seluruh wilayah (26, 31, 33). Justru, orang Farisi yang adalah pemuka agama merespons negatif dengan tuduhan Yesus memakai kuasa Iblis untuk mengusir roh jahat (34). Bagaimana respons kita?
– Landasan karya Yesus, sang Raja kerajaan surga adalah belas kasih terhadap mereka yang “lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (36). Maka, IA mengundang kita semua yang sudah mengalami belas kasih dan kuasa-Nya untuk berbagian dalam memberitakan karya-Nya dan menjadi saluran berkat kuasa-Nya kepada sesama kita. Maukah kita menjadi pekerja-pekerja untuk tuaian milik Allah?
– Yesus berkata: “tuaian banyak, tetapi penuai sedikit.” Kiranya kita bisa tergerak hatinya untuk menjadi penuai-penuai sejati di ladang Tuhan.
– Penuai yang sejati adalah mereka yang memahami, menghidupi dan meresponi panggilan Tuhan. Tuhan sendirilah yang akan memperlengkapi para penuaiNya dengan kuasa & perbuatan-perbuatanNya yang ajaib.
– Kiranya kita semua dimampukan untuk bersedia menjadi penuai yang sejati, yang siap bekerja di ladangNya. Kita dapat memulainya dengan menjadi saksi-saksi Tuhan yang hidup melalui kehidupan kita sehari-sehari yang memuliakan namaNya!