Pembacaan Alkitab Tgl 18 Juli 2019

Matius 11

– Yohanes Pembaptis adalah nabi yang memecah kebisuan setelah lebih dari 3 abad tidak ada nabi Allah yang berbicara. Ia tampil sebagai nabi yang kuat, yang berani menegur dosa banyak orang, termasuk Herodes raja yang sedang berkuasa sehingga ia harus masuk penjara. Dialah yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias & dengan rendah hati menyatakan dirinya hanya pembuka jalan bagi Yesus.

– Namun, ketika ia menderita di penjara, dan merasa harus menanggungnya sendiri, keyakinan Yohanes goyah. Ia pun mengutus muridnya untuk bertanya kepada Yesus siapakah Dia sesungguhnya. Yesus lalu menyuruh murid itu kembali dan menceritakan apa yang mereka dengar & saksikan tentang segala yang diperbuat Yesus: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta ditahirkan, orang tuli mendengar, orang mati bangkit, dan orang miskin mendengar kabar baik. Yesus ingin Yohanes mengingat nubuat Yesaya, yang sedang digenapi dalam hidup & pelayanan Yesus. Maka kebenaran firman itulah yang meneguhkan kembali iman Yohanes.

– Jika iman kita goyah, izinkan Roh Kudus berbicara melalui firman yang kita renungkan setiap hari. Firman yang hidup berkuasa meneguhkan kembali langkah kita dalam mengikuti Dia. Carilah sandaran hanya kepada Firman Tuhan yang akan meneguhkan & menguatkan kita apabila kesukaran & pergumulan datang menggoyahkan iman kita!

– Saat Yesus mengadakan banyak mukjizat di suatu kota, secara tidak langsung derajat dan status kota tersebut menjadi istimewa di mata banyak orang. Namun, mereka mendapat kecaman dari Yesus karena mereka sendiri menolak untuk percaya. Kebebalan hati mereka disejajarkan dengan dosa kota-kota besar pada masa lampau (20-24).

– Kebanggaan atas keistimewaan yang mereka miliki justru menjadi tidak berarti karena ketidakpercayaan & penolakan mereka. Yesus menyambung kecaman itu dengan ungkapan syukur karena Bapa mengaruniakan pemahaman & kehendakNya bukan kepada orang pandai, melainkan kepada orang kecil (25). Setelah itu, Yesus mengundang semua orang untuk datang kepadaNya & menerima kelegaan dari segala beban hidupnya (28-30).

– Orang-orang kecil adalah orang yang sederhana, tidak berpikir rumit mengenai hidup mereka, dan tidak disibukkan oleh berbagai teori pengetahuan mengenai hal-hal di sekitar mereka. Merekalah yang dapat mengenal kehendak Allah karena ia tidak tertutup oleh konsep & kerumitan pribadi. Karena itu, Yesus mengundang setiap orang yang mengerti hal itu datang & menerima kelegaan dari-Nya.

– Saat seseorang hanya hidup dengan cara pandangnya, maka dia tidak bisa melihat karya Tuhan. Jika ia bersedia meletakkan semuanya di hadapan Allah, saat itulah ia merasakan karya Allah sangat nyata. Demikian halnya dengan orang yang berpikir kaku tentang Tuhan tak bisa melihat bahwa Tuhan menyatakan dirinya melalui hal-hal yang tak terduga. Jadi, menjadi kecil berarti menjadi sederhana, rendah hati, baik dalam berpikir, bertindak & bersikap.

– Apakah kita bersedia menjadi kecil? Marilah belajar menjadi sederhana. Semakin sederhana hidup & pola pikir kita, semakin siap & nyata kita melihat karya Tuhan yang Maha Besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *