– Bangsa Israel bersukacita setelah dapat menyelesaikan pembangunan fisik tembok Yerusalem. Nehemia sebagai seorang pemimpin, tidak langsung berpuas diri. Ia tidak membiarkan dirinya terjebak dalam suasana eforia keberhasilannya bersama bangsa Israel membangun tembok Yerusalem yang merupakan simbol kekuatan dan keamanan bangsa Israel.
– Nehemia berusaha menjaga spiritualitas yang baik (1-13). Setelah bangsa Israel mendengar Taurat Musa yang dibacakan kepada mereka yang mengatakan bahwa orang Amon dan Moab tidak boleh masuk jemaah Allah untuk selama-lamanya, maka mereka memisahkan kaum peranakan dari antara orang Israel. Namun Imam Eliyasib yang mempunyai hubungan dekat dengan Tobia, justru mengalih fungsi bilik tempat pengumpulan persembahan umat Tuhan kepada Tobia orang Amon itu. Ketika Nehemia melihat hal itu, ia sangat marah karena penyalahgunaan rumah Allah (7-13); dan tidak menjaga kekudusan hari Sabat (15-22); ia tidak mau kompromi sedikitpun, ia tetap berpegang kepada Taurat Musa.
– Seringkali kita kurang peka terhadap kehendak Allah, sehingga terlalu mudah kompromi dengan dunia ini & tidak lagi menjaga integritas spiritualitas sebagai orang beriman. Belajarlah seperti Nehemiah yang tetap menjaga integritas imannya di hadapan Tuhan.
– Nehemia juga berusaha menjaga moralitas yang baik (23-28). Nehemia kecewa dan marah kepada orang Yahudi yang tergoda dengan mengambil perempuan-perempuan Amon & Moab menjadi isteri mereka. Dengan keras Nehemia mengingatkan bagaimana Salomo telah melakukan segala kejahatan yang besar itu, yakni berubah setia kepada Allah, karena memperisteri perempuan-perempuan asing. (26, 27).
– Di dunia ini ada banyak godaan moralitas yang akan membuat kita berubah setia kepada Allah & menghancurkan integritas kita. Oleh sebab itu waspadalah & selalu waspadalah!
– Hal lain yang dapat kita teladani dari Nehemia ialah bagaimana ia berusaha menjaga relasi yang baik dengan Tuhan (14, 29-31). Ia seorang beriman yang telah memulai sesuatu dengan doa, sedang mengerjakan sesuatu dengan doa & mengakhiri sesuatu dengan doa. Nehemia menyadari bahwa perjuangan hidup ini tidak mudah.
– Di pasal terakhir nanti kita akan menemui bagaimana Nehemia berseru memohon akan anugerah dan belas kasihan Tuhan untuk menopang dan menjamin hidupnya, agar tetap berkenan kepda Tuhan. Hal ini menunjukkan sikap ketergantungannya kepada kedaulatan Allah.
– Sebagai orang percaya, tidak ada cara lain untuk menjaga hidup yang berintegritas, selain tetap bergantung penuh kepada Allah, percaya dan tetap berdoa kepadaNya.
– Kita bisa menjaga hidup yang berintegritas, hidup yang tidak mudah terpengaruh dan tergoda oleh dunia ini, dengan menjaganya tidak kompromi dengan dunia ini, tetap waspada atas segala macam godaan & ancaman, tetap berdoa mohon kuasa & belas kasihan Tuhan untuk menopang kita untuk tetap setia kepada Tuhan.