– Ibadah Israel dalam era baru merayakan kekudusan dan kemurahan Allah. Allah yang memulihkan mereka adalah Allah yang Maha Kudus, yang tidak boleh diperlakukan sembarangan. Umat harus hormat & takut akan Tuhan serta menjunjung tinggi kekudusanNya.
– Arus kedatangan umat untuk beribadah di Bait Allah pada hari raya juga diatur dengan teliti. Keteraturan ibadah juga mengendalikan hak pemimpin. Meski raja diberi keistimewaan boleh beribadah di lorong gerbang timur, tetapi sebagai manusia, raja harus tunduk pada aturan tentang kepemilikan seperti yang berlaku untuk rakyat (18).
– Ciri karakter Raja semesta alam dalam penglihatan Yehezkiel adalah raja yang melayani, yang tidak boleh sewenang-wenang memperlakukan rakyat demi memperkaya diri. Tanah dan milik lain harus diatur dengan adil. Maka dari sikap ibadah yang teratur akan menjadi selaras dengan kehidupan sosial-ekonomi yang teratur juga!
– Kita harus sadar bahwa kita sesungguhnya bukanlah pemilik kehidupan. Kita diminta untuk menjalani kehidupan dengan rendah hati, punya kewajiban untuk menyembah Tuhan dan melayani sesama.
– Allah yang Mahakudus bukan saja memulihkan kehidupan religius-sosial umat-Nya, tetapi juga mendatangkan pemulihan bagi Tanah Perjanjian. Pemulihan ini dilambangkan oleh sungai, yang bermata air di Bait Suci dan bermuara di Laut Asin (Laut Mati); yang keluar sebagai percikan kecil, kemudian menjadi sungai besar (3-4). Bahwa ini terjadi dalam jarak tertentu, tanpa sungai itu mendapat pasokan air dari anak-anak sungai lain, itu adalah suatu keajaiban.
– Pemulihan Allah sifatnya menyeluruh, yakni: tempat kematian (Laut Mati) berubah menjadi tempat kehidupan yang berkelimpahan (10), berbagai macam pohon menghasilkan buah berlimpah, bahkan daunnya pun berguna untuk dijadikan obat-obatan. Kelimpahan itu terjadi karena air yang mengaliri tanah tersebut berasal dari tempat kudus Allah (12). Kejadian itu membuktikan bahwa Allah adalah sumber kehidupan.
– Kunci dari semua mukjizat yang terjadi terletak pada kekudusan Allah. Saat Allah hadir di suatu tempat, maka secara otomatis wilayah itu akan bebas dari pelbagai kenajisan.
– Perjalanan hidup manusia tidaklah mudah. Namun hidup orang beriman bukanlah untuk menyerah & kalah. Orang beriman diajak untuk terus mempertahankan iman percaya dalam hidup sampai kepada kesudahannya.
– Di perjalanan hidup kita, mari kita ingat penglihatan yang diterima oleh Yehezkiel; bahwa kasih, berkat, penyertaan, kesembuhan dan pertolongan Tuhan pasti tetap dan akan terus mengalir dalam hidup kita seperti sungai-sungai yang mengalir dari dalam Bait Allah. Karena itu, jangan fokus kepada masalah dan kesulitan dalam hidup kita. Fokuslah selalu kepada Sang Sumber Air Hidup yang mengalir di dalam hidup setiap orang-orang yang menaruh percaya kepadaNya.
– Kehidupan rohani umat Tuhan juga harus senantiasa bertumbuh dari hari ke hari. Tuhan rindu agar setiap umatNya dapat berjalan intim denganNya. Apapun yang dikerjakan haruslah sesuai dengan kehendakNya. Melalui kitab Yehezkiel pasal 47, Tuhan mengajarkan kita untuk dapat hidup mengalir bersamaNya. Sehingga pikiran, perasaan & kehendak kita akan menjadi sejalan denganNya.