Pembacaan Alkitab Tgl 21 Juli 2019

Lukas 8

– Maria Magdalena, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana & masih banyak perempuan lain bersyukur karena telah disembuhkan oleh Yesus dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit. Rasa syukur karena telah mengalami kasih karunia Allah diwujudkan dengan melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka (2-3).

– Namun, tidak smua orang dapat merespons kehadiran Yesus secara positif seperti para perempuan itu. Ini nyata melalui perumpamaan tentang 4 jenis tanah, yaitu tanah pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah bersemak duri & tanah yang baik (5-8). Masing-masing jenis tanah memunculkan respons berbeda-beda terhadap benih yang jatuh di atas tanah itu.

– Mari kita periksa hati kita, termasuk jenis tanah yang mana? Mintalah agar Tuhan memberikan hati yang responsif. Pelajari firmanNya & jadikan sebagai dasar perilaku kita setiap hari. Biarlah firman Tuhan terus bertumbuh & berbuah dalam hidup kita.

– Firman Tuhan bagaikan pelita yang diletakkan di atas kaki dian (16), yang tujuannya untuk menyatakan kebenaran Allah, bukan untuk menyembunyikannya, & terangnya juga untuk menyatakan dosa. Tidak ada orang yang bisa bersikap netral jika telah mendengarkan firman dengan saksama. Menerima, membagi & melakukannya maka kita akan menerima lebih banyak. Jika kita mendengarkan secara dangkal, apa yang kita kira kita miliki malah akan diambil (18).

– Yesus juga menjelaskan bahwa kunci relasi dengan Dia bukan didasarkan pada hubungan kekeluargaan atau hak istimewa lainnya, melainkan ketaatan pada firman Allah (19-21).

– Bagi pengikut Kristus masa kini, iman tetap sama pentingnya. Hanya oleh iman kita diselamatkan dari dosa kita. Di dalam iman pula kita hidup dan apa yang tidak berdasarkan iman adalah dosa.

– Namun iman tidak serta merta membuat kita lepas dari badai kehidupan karena melalui badai itulah, Tuhan justru ingin melihat iman kita. Ingatlah, tanpa iman yang dengan perbuatan, tidak mungkin kita menyenangkan hati Allah.

– Yesus tidak mengkritik kemampuan para murid dalam berlayar di tengah taufan, tetapi Ia menegur mereka karena kurangnya iman para murid yang berarti tidak mengakui Dia sebagai Anak Allah dan Pencipta alam semesta ini.

– Setan juga mengenal Yesus sebagai Anak Allah (28). Ketika Yesus menolong seorang pria yang kerasukan setan, setan-setan yang ada di dalam pria itu tahu bahwa Yesus berkuasa memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut, karena itu mereka meminta agar Yesus tidak melakukan itu (31) & memohon agar dibiarkan memasuki babi-babi yang berada di lereng gunung (32-33). Akhirnya setan-setan pun keluar & pria itu dipulihkan lalu ingin mengikut Yesus, tetapi Yesus meminta dia untuk tetap tinggal di situ dan menjadi saksi Kristus. Pria itu pun taat (39).

– Dunia ini penuh dengan berbagai kekuatan destruktif, tetapi kuasa Yesus jauh melampaui semua itu. Bila kita telah mengalami kuasa Yesus yang memerdekakan kita dari berbagai ikatan dosa, janganlah tinggal diam. Yesus memanggil kita untuk menjadi saksi-Nya, menceritakan apa yang Allah telah IA lakukan bagi kita, karena di luar sana masih banyak orang lain yang butuh mengalami karya Kristus.

– Yairus memohon Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anak perempuan satu-satunya, yang hampir mati (41-42). Di perjalanan, ada seorang perempuan yang “mencuri” berkat Tuhan bagi kesembuhan atas pendarahan yang sudah dia derita selama 12 tahun (43-48). Dalam waktu selama itu, dia tentu telah mnghabiskan banyak uang untuk menyembuhkan penyakitnya. Meski harapannya sudah pupus, saat itu dia beriman bahwa Yesus dapat menyembuhkan penyakitnya. Itulah yang terjadi.

– Akan tetapi, perjalanan Yesus ke rumah Yairus jadi tertunda & anak Yairus pun mati (49). Yairus mungkin sudah tak berharap lagi, begitu pula dengan orang-orang yang meratapi kematian anak itu. Maka ketika Yesus berkata bahwa anak itu tidur & bukan mati, mereka tertawa karena tidak percaya dan tidak lagi memiliki pengharapan (52-53).

– Namun berkat Allah bagi Yairus & anak perempuannya tidak dibatasi oleh berkat yang sudah mengalir atas diri perempuan yang menyentuh Yesus. Tertundanya perjalanan Yesus bukanlah karena tindakan si perempuan, melainkan atas rancangan Allah sendiri. Maka penundaan itu akan mendatangkan berkat, baik bagi si perempuan yang kemudian sembuh serta bagi Yairus & anaknya. Yairus akan melihat mukjizat yang lebih besar, yaitu bangkitnya anak perempuannya dari kematian. Mukjizat yang lebih besar ini “membutuhkan” iman yang lebih besar dari Yairus dan akan membawa kemuliaan yang lebih besar bagi Allah. Yesus bisa saja menyembuhkan dari jauh, tetapi IA memilih untuk menyatakan kuasa-Nya atas maut.

– Ketika harapan pupus, iman kepada Yesus akan menyalakan kembali harapan. Namun iman yang dimaksud di sini bukanlah optimisme yang didasarkan pada kemungkinan. Iman harus didasarkan pada pribadi Allah, pada janji & kuasaNya, bahkan ketika tidak ada lagi kemungkinan atau pilihan lain. Kiranya kita menaruhkan iman & pengharapan kita hanya pada Kristus saja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *